Berita AS Tak Berani Lawan Kami

by


Jakarta, Pahami.id

Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan negaranya siap melancarkan serangan rudal yang lebih besar terhadapnya Israel dibandingkan minggu lalu.

Penasihat Panglima IRGC Hossein Salami, Ebrahim Jabbari, bahkan bersumpah Iran akan berani menembakkan ribuan rudal ke Israel jika mendapat serangan balik.


“Jika kami meluncurkan 200 rudal di sana, sekarang kami siap untuk menghujani ratusan atau ribuan rudal ke wilayah yang mereka duduki dan menyerang pusat keamanan, militer, dan ekonomi mereka,” kata Jabbari.

Salami juga meremehkan Israel yang menurutnya secara geografis kecil dibandingkan Iran. Dia memperingatkan bahwa Israel harus waspada terhadap dampak serangan balik Iran.


“Kita adalah negara yang luas. Kita telah menciptakan kemampuan untuk menyerang dari titik mana pun di negara ini jika salah satu titik kita terkena. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Amerika Serikat tidak akan berani melawan kita, tapi kita bisa melakukannya dengan cepat. menghancurkan wilayah kecil itu,” kata Jabbari seperti dikutip merujuk pada Israel Al Jazeera.

Israel disebut-sebut sedang menyusun skenario untuk merespons serangan tersebut, setelah Iran meluncurkan lebih dari 200 rudal ke negara Zionis tersebut pada Selasa (1/10) lalu.

Sejumlah sumber memberitakan, Israel akan menyerang setelah memperingatkan akan adanya serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober. Namun hingga kini belum ada waktu pasti terkait respons Tel Aviv.

Beberapa pengamat memperkirakan bahwa Israel akan merespons dengan menyerang situs nuklir dan kilang minyak Iran.

Amerika Serikat juga telah mengonfirmasi bahwa mereka akan bekerja sama dengan Israel untuk melakukan serangan balik.

Radio Tentara Israel dan pers negara Zionis, Haaretzmelaporkan bahwa Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah membahas serangan balik terhadap Iran dengan cara yang matang.

Gallant mengatakan tanggapan Israel terhadap serangan rudal Iran pekan lalu “akan mematikan, tepat dan yang paling penting mengejutkan.”

“Mereka (Iran) tidak akan mengerti apa yang terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi,” kata Gallant.

(rds)