Jakarta, Pahami.id –
Amerika Serikat (AS) keluar dari negosiasi Gencatan senjata GazaIkuti langkah -langkah awal Israel untuk menarik diri.
Delegasi khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff menyalahkan Hamas karena diduga gagal mencapai kesepakatan. Washington akan mempertimbangkan opsi alternatif.
Witkoff menuduh Hamas tidak bertindak dengan baik, dan mengatakan AS akan mengirim timnya kembali dari Qatar.
“Persepsi Hamas jelas menunjukkan kurangnya keinginan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza,” kata Witkoff AFP, Jumat (25/25).
Menurutnya, Washington sekarang akan mempertimbangkan opsi alternatif untuk mengembalikan sandera Israel, dan mencoba menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi rakyat Gaza.
Sumber -sumber Palestina tahu bahwa negosiasi mengatakan tanggapan Hamas termasuk proposal untuk amandemen klausul bantuan, peta regional yang harus ditarik oleh pasukan Israel, serta jaminan untuk memastikan akhir perang.
Di Qatar, mediator telah berulang kali selama lebih dari dua minggu dalam upaya untuk berhasil dalam negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas untuk mencapai gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa pemerintahnya masih berusaha untuk menjadi gencatan senjata meskipun ia telah menarik konsultannya dari Doha. Dia mengenakan alasan panjang dengan menuduh Hamas memblokir perjanjian.
Tekanan pada Israel meningkat setelah lebih dari 2 juta Gaza mengalami krisis manusia yang mengerikan. Kelaparan massal menghantam Gaza karena Israel menyulitkan bantuan.
Namun, Israel telah menolak tuduhan bahwa mereka bertanggung jawab atas krisis kelaparan yang memburuk di Gaza.
Sebaliknya, mereka menuduh Hamas mencegah distribusi pasokan, dan mengatakan bahwa badan bantuan internasional gagal mencari bantuan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kelaparan di Gaza sebagai bencana yang dibuat oleh pria. Prancis kemudian menyalahkan sanksi Israel untuk bantuan kemanusiaan kepada Gaza sebagai pemicu besar yang lapar.
Badan bantuan global mengungkapkan bahwa bantuan sulit untuk memasuki Gaza karena kebenaran Israel masih terbatas. Selain itu, koordinasi untuk memindahkan truk dengan aman ke tempat -tempat yang membutuhkan tantangan besar di zona perang aktif.
Genosida Israel di Gaza telah menewaskan 59 ribu warga Palestina, sebagian besar publik, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Mayoritas korban kekejaman Israel adalah perempuan dan anak -anak.
(PTA/PTA)