Berita Amnesty Sebut RI Saat Ini Otoritarianisme Elektoral, DPR Bantah

by
Berita Amnesty Sebut RI Saat Ini Otoritarianisme Elektoral, DPR Bantah


Jakarta, Pahami.id

Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan Indonesia berada di bawah pemerintahan Prabu Subianto-Gibran Rakabuming Raka kini tidak lagi masuk kategori demokrasi elektoral, melainkan negara otoriter elektoral.

Usman mengutip laporan V-DEM Institute (Macam-Macam Demokrasi) yang diterbitkan pada Februari 2025. V-DEM Institute merupakan lembaga penelitian independen yang berbasis di Universitas Gothenburg, Swedia, yang mengukur implementasi demokrasi di dunia melalui pendekatan multidimensi.

Hal ini telah diperingatkan dalam berbagai laporan demokrasi pada bulan Februari tahun ini, dimana Indonesia tidak lagi tergolong dalam negara demokrasi elektoral, tetapi sebagai negara otoritarianisme elektoral, kata Usman dalam program Prabowo-Gibran satu tahun di CNN TV IndonesiaSenin (20/10) malam.


Dalam kategori ini, kata Usman, meski sudah menggelar pemilu, Indonesia sudah tidak dianggap sebagai negara demokratis.

Ia terutama menekankan banyaknya korban meninggal dalam gelombang demonstrasi 25-31 Agustus di beberapa daerah yang tidak ada tindak lanjutnya. Dia mengkritik kurangnya keadilan dan penyelidikan atas insiden tersebut.

Polisi tidak melakukan penyidikan, pemerintah tidak melakukan penyidikan, enam lembaga HAM, minggu lalu saya lihat di DPR belum ada keputusan, kata Usman.

Menurut dia, hingga saat ini aparat penegak hukum dan hukum sudah memiliki keseriusan untuk mengusut tuntas kasus ini.

fungsi pengawasan dan keseimbangan DPR

Ia juga mengkritisi Komisi III DPR sebagai mitra pemerintah dalam penegakan hukum yang tidak pernah mengundang Kapolri untuk meminta pertanggungjawaban. Termasuk Komisi I yang tidak pernah menggunakan kewenangannya untuk mengusut keterlibatan militer dalam demonstrasi 25-31 Agustus.

“Jadi, ada disfungsi di dalamnya checks and balancesdalam sistem check and balances,” kata Usman yang pernah menjabat Koordinator Satgas Kontras.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra Wihadi Wiyanto membantah DPR kehilangan fungsi pengawasan. Menurutnya, fungsi Periksa saldo DPR terus menerapkannya, termasuk dalam kasus dugaan pelanggaran HAM.

“Dan kita lihat di ruang DPR, di ruang rapat komisi, kita lihat penertiban terus berjalan. Kita lihat juga bagaimana teman-teman di DPR tetap kritis terhadap pemerintah,” ujarnya.

Meski demikian, Wihadi menilai pemerintah masih dalam tahap transisi sehingga masih perlu perbaikan.

Jadi dalam satu tahun kita lihat tidak semuanya harus sempurna, tapi ini masa transisi yang harus kita lalui, bagaimana DPR berganti, Kabinet berganti, sistem pengawasannya perlu disesuaikan, kata kader Gerindra yang terpilih menjadi anggota DPR dari Daerah Pemilihan Bojonegoro-Tuban, Jawa Timur ini.

Prabowo-Gibran telah memasuki satu tahun pemerintahan sejak resmi dilantik pada 20 Oktober 2024. Sepanjang tahun, Prabowo terus menolak beberapa program strategis pemerintahannya mulai dari MBG, sekolah umum, pemeriksaan kesehatan gratis, hingga pemberantasan korupsi.

Namun, beberapa program tersebut masih menuai kritik dari banyak pihak. Kajian Center for Economic and Legal Studies (CELIOS) menyebutkan, selama setahun pemerintahan Prabowo-Gibran tidak memenuhi harapan masyarakat.

Celios memberi peringkat kinerja Kabinet pada peringkat 3 dari 10, turun dari survei 100 hari pertama sebelumnya yang berada pada peringkat 5.

Peneliti Hukum Celios Muhammad Saleh mengatakan mayoritas masyarakat menilai program pemerintah tidak membawa perubahan nyata. Berdasarkan hasil survei, 45 persen responden menyatakan kondisi perekonomian rumah tangganya tidak berubah, 27 persen merasa lebih buruk, dan hanya 28 persen yang merasa lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja penegakan hukum juga mendapat sorotan tajam, dengan 75 persen responden menilai kinerjanya masih buruk, dan 91 persen menilai komunikasi kebijakan pemerintah masih kurang memadai.

Sementara itu, bertepatan dengan satu tahun pemerintahannya, Prabowo menggelar Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10).

Puluhan menteri dan pimpinan lembaga di kabinetnya menghadiri sidang kabinet paripurna.

Prabowo membahas beberapa isu pada rapat Kabinet, termasuk isu kemiskinan dan pengangguran di kalangan masyarakat Indonesia.

Ia mengatakan angka kemiskinan pada masa pemerintahannya turun menjadi 8,47 persen pada Maret 2025, dan menjadi rekor terendah sepanjang sejarah Indonesia.

“Kita juga bersyukur angka kemiskinan turun menjadi 8,47 persen, saya diberitahu para ahli bahwa ini angka terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam rapat Kabinet.

Tak hanya kemiskinan, Prabowo menyebut tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga turun menjadi 4,67 persen pada Februari 2025.

Namun, dia tidak ingin kerajaannya berpuas diri. Ia menilai angka 4,67 persen dari total penduduk 287 juta jiwa masih cukup besar.

(anak/thr/anak)