Jakarta, Pahami.id –
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan dia tidak melihat kebutuhan populasi Eropa Berpartisipasi dalam negosiasi gencatan senjata Ukrainadan menuduh Eropa benar -benar ingin “terus bertarung” di Ukraina.
Komentar Lavrov disajikan sebelum kunjungannya ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Selasa (18/2), untuk membahas nasib Perang Rusia vs Ukraina.
“Saya tidak tahu apa yang akan mereka (Eropa) lakukan di meja negosiasi. Jika mereka akan duduk di meja negosiasi dengan tujuan melanjutkan perang, lalu mengapa mengundang mereka untuk pergi ke sana,” kata Lavrov di sebuah surat kabar konferensi di Moskow , seperti yang dikutip Afp.
Lavrov mengatakan Eropa memiliki “peluang” untuk menyelesaikan konflik sejak 2014 ketika Rusia melampirkan semenanjung Krimea dan mendukung separatis pro-Rusia di timur. Tetapi Eropa dianggap gagal.
AS sebelumnya mengatakan dia ingin Rusia dan Ukraina membuat konsesi, jika negosiasi gencatan senjata direalisasikan. Tetapi Lavrov bersikeras bahwa Moskow tidak akan berkompromi di wilayah yang telah ia bawa ke timur dan selatan Ukraina, dengan mengatakan tidak ada “pemikiran” tentang hal itu selama negosiasi.
Pada tahun 2022, Rusia mengklaim telah melampirkan empat wilayah Ukraina selama invasi Lugansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Tetapi Moskow tidak memiliki kendali penuh atas area ini.
Setelah AS pindah dalam pertemuan dengan Rusia di Arab Saudi, para pemimpin Eropa segera mengadakan pertemuan darurat di Prancis. Ukraina khawatir bahwa inisiatif ini akan sangat membahayakan negara.
Prancis sebelumnya telah memperingatkan bahwa negara -negara Eropa harus mengambil lebih banyak tindakan untuk keamanan kolektif di kawasan itu, bersama -sama dengan mendekati negosiasi antara AS dan Rusia.
“Mengingat percepatan situasi di Ukraina dan hasil dari para pemimpin AS, Eropa harus mengambil lebih banyak, lebih baik, dan sejalan dengan keamanan timbal balik,” kata Kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron
Selain itu, pemerintah Inggris juga dikatakan siap untuk mengirim pasukan ke Ukraina di tengah -tengah kekhawatiran Eropa yang tidak akan terlibat dalam negosiasi antara AS dan Rusia yang membahas perang di Ukraina.
(DNA/DNA)