Berita Akui Palestina, Norwegia Disebut Tak Akan Putus Hubungan dengan Israel

Jakarta, Pahami.id —

Norway mengatakan dia tidak akan meninggalkan hubungan diplomatik dengan Israel untuk menjalin komunikasi lebih lanjut.

“Saya kira kita perlu menjaga hubungan diplomatik dengan Israel untuk bisa berbicara dengan mereka. Komunikasi harus terbuka,” kata mantan Duta Besar Norwegia untuk PBB (PBB) pada diskusi terbuka Komunitas Kebijakan Luar Negeri Indonesia, Jakarta , Kamis (30/5).

Juul mengatakan Norwegia sangat ingin membantu Palestina mencapai kemerdekaan dan mendirikan negara sendiri.

Hal itu diungkapkan Juul di hadapan perwakilan Kedutaan Besar Palestina yang turut hadir dalam upacara tersebut.

Ia kemudian mengatakan, “Kami melihat sendiri apa yang terjadi dalam Perjanjian Oslo. Menurut kami, mengakui Palestina bisa menjadi wujud mereka menjadi negara yang utuh.”

Juul juga menilai Israel memiliki hubungan baik dengan Norwegia sejak Perjanjian Oslo. Namun, dia juga mengaku mempertanyakan kekuatan perjanjian saat ini karena semakin meningkatnya tindakan Israel dan Hamas.

“Hamas dan Israel semakin keras. Hamas yang meminta Norwegia di awal Perjanjian Oslo untuk menjadi penengah, juga melakukan hal (buruk) yang sama,” kata Juul.

Ia kemudian mengatakan bahwa Norwegia ingin menyelamatkan rakyat Palestina dari konflik yang terjadi saat ini.

Deklarasi Norwegia sebelumnya disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Espen Barth Eide. Eide menggambarkan langkah tersebut sebagai peristiwa bersejarah bagi kedua negara.

“Hari ini, ketika Norwegia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah hubungan Norwegia dan Palestina,” kata Eide seperti dikutip. Waktu.

Meski Juul menyebut ada pro dan kontra terhadap pengakuan tersebut, Norwegia menilai apa yang mereka lakukan dapat menekan Israel untuk mencapai kesepakatan mengenai solusi dua negara.

“Negara-negara lain telah secara aktif mendorong inisiatif dua negara. Kami percaya bahwa meskipun ada situasi seperti ini, kami dapat memberikan tekanan lebih besar terhadap Israel,” tambah Juul.

(val/bac)