Berita 700 Orang Tewas dalam Demo Hasil Pemilu di Tanzania

by
Berita 700 Orang Tewas dalam Demo Hasil Pemilu di Tanzania


Jakarta, Pahami.id

Sekitar 700 orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi pemilihan umum (pemilu) di TanzaniaJumat (31/10).

Partai oposisi Chadema melaporkan, jumlah tersebut merupakan akumulasi dari demonstrasi yang terjadi sejak Rabu (29/10).

“Jumlah korban tewas di Dar (es salaam) sekitar 350 orang dan di Mwanza lebih dari 200 orang. Ditambah korban dari tempat lain di seluruh negeri, totalnya sekitar 700 orang,” kata juru bicara Partai Chadema John Kitoka seperti dikutip. AFP.


Jumlah korban tewas tidak dapat dikonfirmasi secara independen oleh AFP. Sumber keamanan dan diplomat di Dar es Salaam juga mengatakan kepada AFP bahwa jumlah korban tewas mencapai ratusan.

Tanzania diguncang oleh demonstrasi besar-besaran setelah negara Afrika Timur itu mengadakan pemilu pada tanggal 29 Oktober. Pemilu ini mencakup pemilu presiden, parlemen, dan dewan lokal.

Namun, pemilu tersebut dikritik karena dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Presiden Samia Suluhu Hassan dan partai berkuasa Chama Cha Mapinduzi.

Hassan dituduh berusaha memenangkan pemilu dengan mengalahkan saingannya. Dua calon presiden dari pihak oposisi telah dilarang dan didiskualifikasi untuk mencalonkan diri.

Hassan hanya mencalonkan diri melawan 16 kandidat dari partai kecil yang nyaris tidak berkampanye.

Dilaporkan Aplikasimasyarakat marah dan terjadi protes besar-besaran di berbagai kota, termasuk Dar es Salaam. Mereka menentang pemilu yang tidak bebas dan adil.

Polisi dan tentara kemudian dikerahkan untuk mengendalikan massa. Pemerintah juga memberlakukan jam malam, pemblokiran internet, dan pembatasan akses media sosial.

Direktur Regional Amnesty International untuk Afrika Timur dan Selatan Tigere Chagutah menyesalkan tindakan pemerintah dan pihak berwenang dalam menanggapi para pengunjuk rasa.

Chagutah mendesak pihak berwenang untuk menghormati hak asasi manusia dan menahan diri dari penggunaan kekerasan yang berlebihan.

“Risiko eskalasi sangat tinggi, kami mendesak polisi untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan yang tidak perlu dan berlebihan terhadap para pengunjuk rasa,” ujarnya.

(BLQ/SFR)