Berita 7 Fakta Terungkap dalam Sidang Hasto, Foto Megawati hingga Dana Besar

by

Jakarta, Pahami.id

Kasus kasus SO yang disebut menyuap dan penyelidikan penyelidikan terdakwa Hasto Kristiyanto Sekali lagi di Pengadilan Korupsi (Tipikor) di Pengadilan Distrik Jakarta Tengah (PN) pada hari Kamis (17/4).

Selama persidangan, ada tiga saksi yang disebut Jaksa Penuntut Umum di Komisi Korupsi (KPK JPU).

Ketiga saksi adalah Komisaris KPU Indonesia untuk periode 2012-2017 dan 2017-2022 Arief Budiman, Komisaris KPU untuk Pengungkapan Setiawan 2017-2022 dari Setiawan, dan mantan anggota Agustiiani Tio Fridelina.


Wahyu dan TIO adalah mantan tahanan korupsi dalam menentukan perubahan anggota parlemen Indonesia untuk periode 2019-2024 yang mempengaruhi Masaraku Masara (Bugon) dan Hasto.

Beberapa fakta telah mengungkapkan bahwa ketiga saksi bersaksi di hadapan hakim. Sebut saja sehubungan dengan dana operasi yang diduga ditawarkan kepada saksi sampai pertengahan Masku dengan Arief Budiman.

Fakta -fakta berikut diungkapkan dari Sekretaris Sesi -Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto:

1. Aaron Masku memamerkan gambar

Pertemuan Masal saya dengan Arief Budiman sambil mempertahankan penentuan waktu (PAW) anggota DPR juga dieksplorasi oleh jaksa penuntut. Selama pertemuan, Aaron Masu juga membawa foto Ketua Megawati PDIP Soekarnoputri dan mantan ketua Ma Hatta Ali.

Jaksa penuntut punya waktu untuk meminta tujuan Masu Masu untuk membawa foto. Namun, Arief mengklaim tidak menyadari tujuan di belakangnya dan tidak menerima foto itu.

“Jika Tuan Aaron, mas saya, menunjukkan bahwa gambar itu, saya tidak tahu apa artinya, tetapi bagi saya itu normal, saya juga tidak membawa, menerima, mengumpulkan hal -hal seperti itu,” kata Arief.

2. Dana Operasi Tidak Terbatas untuk Wahyu

Pengungkapan Setiawan mengakui bahwa ia ditawari dana operasi tanpa batas untuk membantu Aaron Masiku menjadi anggota parlemen Indonesia untuk menggantikan Nazarudin Kiemas yang meninggal meskipun ia tidak memenuhi syarat.

Menurut Risalah Infember (BAP), tawaran itu berasal dari Bahri, Agusiani Tio Fridelina dan Donny Tri Istiqomah yang, menurut penjelasannya, adalah seorang pembawa pesan dari Hasto.

“Saya mengerti bahwa ada perkiraan operasi yang sangat besar, itulah interpretasi saya, tetapi orang yang memberikan dana operasi tanpa batas bukanlah saya, jadi saya tidak tahu apa konteksnya,” kata Wahyu.

“Tetapi jika jaksa penuntut meminta interpretasi saya, saya menafsirkan itu berarti uang besar,” katanya.

3. Klaim wahyu tidak tahu sumber uang

Wahyu juga menegaskan bahwa dia tidak tahu sumber uang yang dicurigai korupsi. Dia mengaku hanya mendengar dari Donny dan Saeful bahwa uang yang dirujuk ke Hasto datang.

“Bahwa dalam BAP saya ditanya tentang pendapat saya, saya jujur ​​mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Nyonya Tio, Donny dan Saeful untuk memberi saya uang pribadi untuk keuntungan itu,” kata Wahyu.

“Tapi aku tidak bisa mengatakan itu dari Tuan Hasto karena aku tidak tahu,” katanya.

4. Informasi berbeda tentang wahyu dalam BAP dan persidangan

Kesaksian itu juga memicu perbedaan dalam pernyataan wahyu selama pemeriksaan dan di hadapan hakim. Pada tahap investigasi, dia mengatakan korupsi dikatakan berasal dari Hasto.

Namun, dia benar -benar mengaku tidak menyadari sumber uang ketika dia kembali ke tes selama persidangan. Wahyu kemudian alasan bahwa nama Hasto dipanggil karena status Sekretaris PDIP -General dan memiliki kekuatan untuk PAW.

“Faktanya, partai memiliki kekuatan paling besar untuk mengirimkannya, Tuan Donny, Mrs. Tio, dan Mr. Saeful seperti saya dalam kasus ini sebagai penerima,” jawab wahyu.

“Tapi di media juga ramai bahwa nama Tuan Hasto berasal dari Tuan Donny dan Tuan Saeful, bukan aku,” katanya.

Untuk melanjutkan ke halaman berikutnya …