Amerika Serikat kembali melancarkan serangkaian serangan udara di beberapa wilayah Yaman pada Rabu (17/1) yang kini dikuasai milisi Houthi.
Dua pejabat AS mengatakan Berita CBS bahwa serangan udara terbaru di Yaman merupakan respons atas serangan pesawat tak berawak Houthi yang menghantam kapal kargo komersial di Teluk Aden pada Rabu malam waktu setempat.
Seorang pejabat AS mengatakan AS menggunakan rudal Tomahawk untuk menargetkan setidaknya 14 rudal dan peluncur roket Houthi.
Dikutip CNNPara pejabat AS mengatakan Angkatan Laut AS menembakkan rudal Tomahawk dari kapal perang USS Florida dan kapal selam.
Serangan AS ini merupakan yang kedua kalinya terjadi sebagai respons terhadap provokasi Houthi sejak November lalu, yang rutin menyerang kapal kargo terkait Israel di Laut Merah.
Aksi ini dilakukan Houthi untuk membela Palestina yang masih gencar diserang Israel.
Berikut senjata dan alutsista brutal yang digunakan AS untuk menyerang milisi Houthi di Yaman:
1. Rudal Tomahawk
Rudal Serangan Darat Tomahawk (TLAM) Angkatan Laut AS adalah rudal jelajah ketinggian rendah. Tomahawk mampu membawa hulu ledak konvensional seberat 500 kg sejauh ratusan kilometer sebelum jatuh ke tanah.
Tomahawk diluncurkan dari kapal perang atau kapal selam.
Menurut lembar fakta Angkatan Laut AS, rudal jenis ini juga terbang dengan kecepatan subsonik pada jalur non-linier yang dapat mengalahkan sistem pertahanan udara musuh.
AS mengklaim Tomahawk sangat akurat karena dipandu oleh GPS. Rudal jenis ini juga dapat mengubah sasaran atau arahnya setelah diluncurkan sesuai kebutuhan karena menggunakan sistem GPS.
Militer AS juga mengklaim bahwa rudal Tomahawk mampu melayang di atas sasaran untuk merespons serangan musuh yang tiba-tiba. Dilengkapi dengan kamera, rudal ini juga dapat memberikan informasi kerusakan di lokasi perang kepada pusat komando.
AS pertama kali menggunakan Tomahawk dalam Operasi Badai Gurun melawan pasukan diktator Irak Saddam Hussein pada tahun 1991 dan sejak itu alutsista ini menjadi salah satu andalan AS dalam beberapa perang lainnya.
2. Kapal selam nuklir
Kapal selam USS Florida merupakan salah satu dari empat kapal selam berpeluru kendali bertenaga nuklir (SSGN) yang dimiliki Angkatan Laut AS.
Awalnya, kapal-kapal ini termasuk dalam kategori kelas Ohio yang mampu membawa hulu ledak nuklir. Namun, pada tahun 2005-2007, USS Florida dan kembarannya USS Ohio, USS Michigan, dan USS Georgia, diubah menjadi kapal selam berpeluru kendali tanpa hulu ledak nuklir.
Ukuran dan kekuatan kapal selam yang besar memungkinkannya membawa 154 rudal jelajah Tomahawk, 50% lebih banyak dari kapal perusak berpeluru kendali AS dan hampir empat kali lebih banyak dari kapal selam serang terbaru Angkatan Laut AS.
“SSGN dapat mengirimkan banyak senjata dengan sangat cepat,” kata Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut dan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, kepada CNN pada tahun 2021.
“154 rudal Tomahawk secara akurat menghasilkan banyak serangan. Tidak ada musuh AS yang dapat mengabaikan ancaman ini,” tambahnya.
USS Florida adalah kapal yang didukung oleh reaktor nuklir yang menyediakan uap untuk dua turbin, yang memutar baling-baling kapal selam. Angkatan Laut AS menyebut jangkauan kapal selam itu “tidak terbatas”, dan kemampuannya untuk tetap berada di bawah air hanya dibatasi oleh kebutuhan untuk mengisi kembali persediaan makanan bagi awaknya.
Lanjutkan ke halaman berikutnya >>>
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);