Berita 39 Ditangkap, 6 Polisi Luka

by
Berita 39 Ditangkap, 6 Polisi Luka


Medan, Pahami.id

Polisi menangkap 39 orang dari massa tindakan demonstrasi Tunjangan mewah untuk anggota parlemen Indonesia di depan kantor DPRD Sumatra Utara Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (8/26). Selain itu, 6 polisi mengklaim telah terluka.

“Selama demonstrasi, bentrokan itu tidak bisa dihindari dan menyebabkan 6 anggota terluka,” kata Kepala Hubungan Masyarakat Polisi Sumatra Utara dari North Sumatra Ferry pada hari Rabu (8/27).

Dia menyebutkan bahwa selama demonstrasi, orang -orang menyatakan aspirasi mereka terkait dengan permintaan untuk menghilangkan tunjangan mewah untuk anggota DPR. Namun, situasinya menjadi panas ketika orang mencoba mengetuk pintu utama DPRD dengan tali.


“Tindakan itu memicu bentrokan, orang -orang menabrak pihak berwenang dengan batu dan petasan, dan juga mencoba mengendarai kendaraan meriam air yang dikerahkan oleh polisi untuk menghancurkan publik,” katanya.

Alat gabungan telah sepenuhnya digunakan. Dari Polisi Distrik Sumatra Utara, 2 SSK DIT Samapta (200 staf), 2 SSK Brimob (200 staf) (200 staf) diturunkan, serta elemen Intel dan Intel. Sedangkan lapangan Polrestabes memindahkan 380 staf.

Dalam demonstrasi ini, Direktorat Direktorat Polisi Distrik Sumatra Utara Rumah Sakit Bhayangkara, Bripda Rio William Rapmagabe, menderita cedera tangan kiri setelah Misa.

Kemudian Bripda Rikoanan menderita cedera pada kaki dan kepala ketika gerbang runtuh dan ditabrak publik, dan Bripda Royanto Hutasoit menderita cedera yang robek di kepala kanan dekat telinga, dijahit.

Selain itu, dari bidang Poltrestabes mencatat Ipda Hesti Hutajulu jatuh ke arah ban yang terbakar, Brigadir Anwar menderita cedera lutut karena lemparan batu dan Bripda Daniel silitonga yang terluka di pipi yang terpapar bambu.

39 ditangkap, gerbang DPRD runtuh

Sementara itu, kata Ferry, lusinan orang yang ditangkap dicurigai provokatif atau terlibat dalam kerusuhan.

“Polisi menerima 39 dugaan provokator dan anarkis, yang terdiri dari 15 siswa dan 24 siswa,” kata Ferry.

Dia menyebutkan bahwa tindakan yang dipegang oleh publik awalnya berjalan dengan cara yang terorganisir. Tapi akhirnya dipanaskan setelah sekelompok orang mengetuk pagar pintu Sumatra Utara.

“Tidak hanya publik juga melempar batu, minum botol dan petasan di petugas,” katanya.

(Fnr/dal)