Jakarta, Pahami.id —
Sekitar 2.700 polisi dikerahkan ke kediaman Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berada di ibu kota Seoul hari ini, Jumat (3/1) untuk mengundang paksa Presiden Yoon.
Polisi setempat juga mengerahkan 135 bus untuk menertibkan kawasan tersebut.
AFP melaporkan, pengerahan polisi terjadi ketika tim investigasi dari Kantor Investigasi Korupsi Pejabat Senior (CIO) Korea Selatan tiba di kediaman Yoon untuk menangkap presiden.
Penangkapan tersebut terkait dengan deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon pada 3 Desember lalu, yang menyebabkan keributan di negara tersebut.
Menurut wartawan AFP di lokasi, penyelidik terlihat memasuki kediaman Yoon. Penyelidik CIO termasuk jaksa senior Lee Dae-hwan rupanya diizinkan melewati penghalang keamanan yang ketat untuk memasuki kediaman Yoon.
“Eksekusi surat perintah penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol telah dimulai,” demikian pernyataan CIO yang dikutip Jumat (3/1).
Puluhan bus polisi dan ratusan polisi juga terlihat berjejer di jalan luar kompleks kediaman Presiden.
Yoon telah bersembunyi di kediamannya sejak pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapannya awal pekan ini. Dia bersumpah untuk “melawan” pihak berwenang yang mencoba menginterogasinya di bawah darurat militer.
Belum jelas apakah aparat keamanan presiden yang masih melindungi Yoon sebagai kepala negara akan mematuhi perintah penyidik atau tidak.
Jika berhasil ditahan, Yoon akan dibawa ke kantor CIO di Gwacheon dekat Seoul untuk diinterogasi.
(blq/mikrofon)