Berita 12 Perusahaan di Sumut Diduga Berkontribusi Terjadinya Bencana

by
Berita 12 Perusahaan di Sumut Diduga Berkontribusi Terjadinya Bencana


Jakarta, Pahami.id

Menteri Kehutanan Raja Juli Antony menyatakan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menemukan indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan 12 perusahaan di Sumut dan diduga turut andil dalam bencana yang terjadi belakangan ini.

“Gakkum Forestry sedang melakukan inventarisasi subjek hukum yang terbukti berkontribusi terhadap bencana tanah longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

Dia mengatakan, penegakan hukum terhadap 12 subjek hukum akan segera dilakukan.


“Gakkum kita sekarang sudah di lapangan dan Insya Allah akan kita laporkan ke Komisi IV dan juga masyarakat hasil kurang lebih 12 lokasi atau subjek undang-undang ini,” ujarnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan pada Februari 2025, pihaknya telah membatalkan 18 izin usaha pemanfaatan hutan (PBPH) dengan total luas 526.144 hektare.

Dalam waktu dekat, Kementerian Kehutanan akan membatalkan 20 izin PBPH setelah mendapat persetujuan dari Presiden Prabowo.

Ia menjelaskan, pihaknya juga melakukan rasionalisasi PBPH dan moratorium izin baru pemanfaatan hutan tanaman dan hutan alam.

“Saya akan kembali mencabut izin sekitar 20 PBPH yang kinerjanya buruk, mencakup sekitar 750.000 hektare di seluruh Indonesia, termasuk di tiga provinsi terdampak.

3 faktor penyebab terjadinya bencana sumatera

Raja Juli mengungkapkan tiga faktor yang saling berkaitan sebagai penyebab banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Banjir bandang dan tanah longsor khususnya di 3 wilayah yaitu Aceh, Sumut, dan Sumbar terjadi karena gabungan beberapa faktor yang saling berkaitan dan berkaitan, kata Raja Juli.

Pertama, kata dia, karena siklus tropis yang kuat sehingga menyebabkan cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi.

Namun hal itu juga disebabkan oleh bentuk geomorfologi aliran air, dan yang ketiga tentunya karena adanya kerusakan pada daerah tangkapan air atau DTA, ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan data deforestasi di Indonesia pada tahun 2025.

Ia mengklaim deforestasi Indonesia pada September mengalami penurunan sebesar 49.700 hektar dibandingkan tahun 2024.

Menurut dia, penurunan deforestasi juga terjadi di tiga wilayah terdampak bencana tersebut.

“Sampai September berkurang 49.700 hektar dibandingkan tahun 2024 atau turun 23,01 persen. Penurunan deforestasi juga teridentifikasi di 3 wilayah terdampak banjir.

(yo/gil)