Jakarta, Pahami.id —
Tanah sawah meliputi area seluas 1.138,61 hektar Jawa Timurterkena dampak banjir pada 1-13 Desember 2024. Hal ini menyebabkan petani gagal panen atau panen di lahan seluas 46,40 hektar.
Banjir terjadi akibat tingginya intensitas hujan dan meluapnya air sungai, kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim Heru Suseno, Senin (16/12).
Sementara rincian sawah di sejumlah wilayah terdampak banjir antara lain Kabupaten Jombang seluas 838 hektare, Sidoarjo seluas 96 hektare, dan gagal panen 6 hektare.
Kemudian Kabupaten Mojokerto terdampak 60,51 hektar dan Puso 1 hektar, Kota Mojokerto 41,90 hektar dan Puso 40,40 hektar, serta Ngawi terdampak 22 hektar.
Sementara secara kumulatif, lahan pertanian yang terdampak banjir sepanjang tahun 2024 mencapai 1.5842,02 hektar dengan luas inti 1.331,65 hektar.
Heru mengatakan, puso terparah akibat banjir terjadi di Kabupaten Lamongan seluas 978,80 hektare dan Puso 398,30 hektare.
Lanjutnya, petani yang mengalami gagal panen akan mendapat santunan berupa Asuransi Usaha Pertanian Pangan (AUTP). Pihaknya memperkirakan Rp 500 juta.
“Kompensasinya bagi mereka yang lahannya rusak 70 persen akibat terendam banjir sehingga tidak bisa panen,” ujarnya.
Dengan dana tersebut, setiap petani akan mendapat bantuan ganti rugi sebesar Rp6 juta per hektar lahan rusak.
“Jadi ketika petani mengalami gagal panen bisa langsung menuntut ganti rugi,” tutupnya.
(bijaksana/bijaksana)