Pahami.id – Di tahun 2025, banyak ponsel Xiaomi lawas yang masih berfungsi dengan baik meski usianya sudah tidak muda lagi. Namun besar kecilnya “usability” di era ini tidak lagi ditentukan terutama oleh kekuatan prosesor, melainkan apakah perangkat masih mampu mengikuti perkembangan software modern dan standar keamanan terkini.
Chip seperti Snapdragon 855, 865, hingga 778g telah terbukti menua dengan baik; Performanya masih mengalahkan beberapa prosesor kelas menengah terbaru. Namun, pengalaman pengguna yang benar-benar mulus kini tidak lagi terkait dengan kelancaran animasi atau kinerja game, namun pada kompatibilitas aplikasi dan kepatuhan terhadap protokol keamanan.
Melaporkan dari Waktu Xiaomi pada Jumat (14/11/2025), perubahan besar pada ekosistem Android juga berdampak. Banyak aplikasi populer membagi dukungan untuk Android versi 12 dan lebih lama. Pengembang perbankan dan layanan digital kini membutuhkan minimum Android 13.
Sementara itu, Google menerapkan standar API baru yang mengharuskan aplikasi menargetkan Android 14 atau 15 pada akhir tahun 2025.
Model Snapdragon 778G
Chip Snapdragon 778G yang dirilis pada tahun 2021 beruntung karena siklus dukungan perangkat lunaknya lebih lama. Perangkat yang menggunakan chipset ini, misalnya Xiaomi 11 Lite 5G NE dan POCO berkat fabrikasi 6nm, ponsel tetap hemat daya dan mampu menangani aplikasi dan game modern dengan lancar.
Xiaomi 11 Lite 5G NE yang diluncurkan pada akhir tahun 2021 ini mendapat pembaruan Hyperos 2 berbasis Android 14 sebelum mencapai tahap EOL pada pertengahan tahun 2010. Meski dukungan telah berakhir, perangkat tersebut diperkirakan tetap layak digunakan setidaknya hingga awal tahun 2026, dan menjadi pilihan stabil bagi pengguna yang tidak membutuhkan hal-hal teknis yang rumit.
Sementara itu, Poco
Snapdragon 865-870
Chip Snapdragon 865 tetap menjadi standar emas untuk performa murni. Model seperti Mi 10, Mi 10T, POCO F3, POCO F4, dan POCO F2 Pro masih mampu bersaing, atau bahkan mengungguli, banyak ponsel kelas menengah di tahun 2025. Namun semuanya sudah memasuki fase EOL dan berhenti di Android 12 atau 13.
Misalnya, POCO F2 Pro tetap menjadi perangkat yang kuat dan sangat populer di komunitas pemodelan. Dukungan ROM khusus seperti Lineageos 22 atau Evolution X berbasis Android 15 membuatnya relevan. Tanpa dukungan tidak resmi ini, pembaruan aplikasi penting, terutama yang berkaitan dengan keamanan dan keuangan, tidak dapat dijamin berjalan lancar.
Hal yang sama berlaku untuk Mi 10, Mi 10 Pro, dan Mi 10T-Series yang masih berjalan pada MIUI 14 berbasis Android 13. Namun, dengan semakin banyaknya aplikasi yang memerlukan Android 14 ke atas, perangkat ini mulai terlihat ketinggalan jaman.
Snapdragon 855/860
Pada tahun 2025, ponsel dengan Snapdragon 855 dan 860 seperti Mi 9T Pro dan Poco X3 Pro dinilai sudah cukup tua. Meskipun perangkat kerasnya masih mengesankan, firmware resminya tertinggal jauh.
Berkat komunitas Modder, perangkat tersebut masih hidup dan bahkan dapat menjalankan Android 16 melalui port tidak resmi. POCO X3 Pro juga tetap menjadi salah satu ponsel dengan jumlah custom ROM terbanyak.
Namun, penggunaan ROM khusus memiliki konsekuensi, seperti membuka kunci bootloader dapat memicu kegagalan pemeriksaan Keamanan Integritas Google Play, yang mengakibatkan aplikasi perbankan sering kali menolak untuk dijalankan. Patch seperti PlayIntegrityFix ada, tetapi memerlukan penyesuaian terus-menerus setiap kali Google memperketat sistem keamanan.
Menggunakan produk andalan Xiaomi lama pada tahun 2025 berarti menjaga perangkat lunak tetap relevan dan aman. Model Snapdragon 778G tetap bisa digunakan tanpa ada trik tambahan, sedangkan seri 865 dan 855 sangat cocok untuk pengguna yang tidak ingin repot mengatur custom ROM. Pada akhirnya, definisi “bebas masalah” pada tahun 2025 bukan lagi sekedar kinerja mentah, namun kemampuan perangkat untuk mengikuti standar dan pembaruan keamanan global terkini.

