Berita Usut Kasus Pengadaan Laptop, Kejagung Periksa 5 Eks Anak Buah Nadiem

by
Berita Usut Kasus Pengadaan Laptop, Kejagung Periksa 5 Eks Anak Buah Nadiem


Jakarta, Pahami.id

Kejaksaan Agung (Yang lalu) meninjau lima mantan menteri pendidikan dan budaya Nadiem Makarim Pada kasus korupsi program digitalisasi pendidikan di Kementerian Pendidikan dan Budaya, Ristek 2019-2022.

“Memeriksa lima saksi, terkait dengan kasus kejahatan korupsi di Kementerian Pendidikan, Budaya, Penelitian Teknologi (Dibudristek) Republik Indonesia dari 2019 hingga 2022 Program Digitalisasi Pendidikan,” kata Keluspenkum Harli Siregar dalam pernyataannya pada hari Rabu (4/6).


Lima orang, STN sebagai Sekretaris Jenderal PAD, Pendidikan Dasar dan Menengah pada tahun 2019; HM sebagai Direktur -Jenderal Penjabat Paud Dasmen pada tahun 2020.

Kemudian, KHM adalah wakil ketua analisis tim teknis tentang kebutuhan alat pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Direktorat Sekolah Dasar dan Menengah untuk tahun fiskal 2020; WH sebagai petugas manufaktur komitmen (PPK) di Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2020-2021; dan AB sebagai anggota analisis tim teknis tentang persyaratan peralatan pembelajaran TIK di Direktorat Sekolah Dasar dan Menengah untuk tahun fiskal 2020.

“Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat bukti dan melengkapi pengajuan dalam kasus tersebut,” kata Harli.

Sebelumnya, lalu menyelidiki kasus korupsi dalam program digitalisasi pendidikan dalam bentuk laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan dan Budaya selama 2019-2022.

Harli mengatakan bahwa dalam kasus ini, para penyelidik menemukan indikator pengadaan berbahaya dalam arah khusus sehingga tim teknis telah meneliti akuisisi peralatan TIK dalam bentuk laptop di bawah dasar teknologi pendidikan.

Melalui penelitian ini, katanya, sebuah skenario dibuat seolah -olah menggunakan laptop berdasarkan sistem Chromebook.

Faktanya, Harli melanjutkan, keputusan persidangan yang dibuat pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif sebagai alat pembelajaran.

Harli mengatakan bahwa anggaran untuk prioritas Rp9,9 triliun, yang terdiri dari Rp3,58 triliun, merupakan dana di unit pendidikan dan Rp6.399 triliun melalui dana alokasi khusus atau DAK.

Namun, Harli menekankan bahwa partainya terus menghitung nilai kerugian finansial negara itu karena kasus -kasus korupsi laptop.

(Dis/anak -anak)