Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Tanah penggembalaan Mute Egede marah setelah presiden Amerika Serikat Donald Trump Berulang kali menyatakan bahwa dia ingin membeli daerah itu.
Egede juga menganggap presiden yang tidak dapat diprediksi dan membuat banyak partai, terutama negara lain “Tidak aman”.
“Hal -hal baru telah dilakukan oleh presiden AS yang membuat kami tidak ingin terlalu dekat dengan (seperti) seperti yang kami inginkan di masa lalu,” kata Egede dalam sebuah wawancara dengan Denmark Radio pada hari Senin (10/3).
“Ada tatanan dunia yang goyah di banyak bidang dan presiden Amerika Serikat yang sangat tidak terduga yang membuat orang merasa Tidak aman (Tidak aman), “tambahnya.
Egede mengatakan bahwa Greenlands memiliki hak untuk diperlakukan dengan sangat hati -hati.
“Kami memiliki hak untuk diperlakukan dengan hormat, yang belum ditunjukkan oleh presiden AS sejak ia bertugas,” kata Egede pada hari Senin (10/3).
Kata -kata Egede dibuat mengikuti pidato Trump di Kongres AS minggu lalu yang mengulangi keinginannya untuk membeli pulau terbesar di dunia.
Trump mengatakan AS harus memiliki Greenland untuk keamanan nasional dan internasional Washington.
“Kami sangat mendukung hak Anda untuk menentukan masa depan Anda sendiri dan, jika Anda mau, kami akan menyambut Anda di Amerika Serikat,” kata Trump, seperti yang disebutkan Afp.
Pada waktu itu, Trump juga mengatakan bahwa dia yakin AS akan mendapatkan Greenland “dengan satu atau lain cara. Kata -katanya juga disambut oleh tawa dari anggota Partai Republik di Kongres.
Sejak terpilih sebagai presiden AS, Trump telah menyatakan keinginannya untuk memiliki Greenland. Dia menganggap memiliki Greenland penting untuk keamanan Amerika Serikat.
Jadi dia ingin, Trump pada 7 Januari, mengatakan dia tidak mengesampingkan kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk memperoleh wilayah otonom pemerintah Denmark.
Dia juga mengancam akan memakai tarif di Denmark jika dia menolak untuk menjual Greenland kepadanya.
Greenland adalah pulau terbesar di dunia yang merupakan wilayah otonom pemerintah Denmark.
Secara geografis, Greenland adalah bagian dari benua Amerika Utara. Namun, politik dan budaya Greenland telah lama dikaitkan dengan Eropa, terutama Norwegia dan Denmark, karena sejarah kolonialisme di sana.
Greenland baru bekerja pada kemerdekaan dari Denmark. Egede telah menyatakan bahwa sudah waktunya bagi orang -orang Greenland untuk mengambil langkah mereka sendiri untuk masa depannya.
“Sudah waktunya bagi kita untuk mengambil langkah -langkah dan membentuk masa depan kita sendiri, yang juga terkait dengan siapa kita akan bekerja sama, dan siapa mitra dagang kita,” katanya pada awal Januari, seperti yang disebutkan Reuters.
(BLQ/RDS)