Jakarta, Pahami.id –
Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming mengatakan percepatan pembangunan Papua memerlukan keterlibatan aktif generasi muda, termasuk dari organisasi lintas agama.
Hal itu disampaikan Gibran saat menerima audiensi dengan Pengurus Pusat Pemuda Katolik (PP) Katolik di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (26/11).
Gibran menekankan pentingnya dialog, komunikasi inklusif, dan kerja sama antar organisasi kepemudaan untuk memperkuat kohesi dan stabilitas sosial.
Pemuda lintas agama harus turut menciptakan dialog yang efektif dan mempersatukan warga dalam menjaga persatuan dan kerukunan, karena kunci pembangunan ada di sana, kata Ketua Umum PP Pemuda Katolik Stefanus Gusma saat menyampaikan pesan Gibran yang dikutip dari keterangan tertulis.
Gibran juga mendorong pemuda Katolik untuk memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan lembaga strategis, termasuk Komite Eksekutif Pembangunan Papua yang baru dibentuk.
“Kami segera tanggap agar bisa berkomunikasi langsung dan audiensi dengan Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Papua yang baru dibentuk bulan ini, kami akan terhubung langsung sehingga tepat waktu segera,” ujarnya.
Stefanus juga mengatakan, pemuda Katolik telah membentuk Satgas Papua, sebuah struktur khusus yang fokus pada pemberdayaan, pendidikan, dan pengembangan kemampuan masyarakat Papua.
Program ini dirancang sejalan dengan prioritas pemerintah terhadap pembangunan inklusif dan berbasis partisipasi masyarakat.
“Karena Pak Wapres adalah ketua Dewan Pengarah dan beliau sangat menyambut baik hal tersebut, beliau akan membawa permasalahan ini dalam diskusi dengan Pak Presiden tentunya dan tentunya juga dengan komite-komite seperti percepatan pembangunan di Papua,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua Satgas Pap Katolik Melkior Sitokdana memaparkan hasil Rapat Pimpinan Nasional Pemuda Katolik (RAPIMNA) terkait permasalahan di Papua.
Melkior mengatakan, suara dan aspirasi masyarakat Papua harus menjadi pertimbangan utama dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
“Kami sampaikan, banyak PSN di Papua yang masih menghadapi kendala, baik dari segi transparansi, pembebasan lahan, dan dampak sosial.
Ia juga menekankan aspek pendidikan dan kesehatan yang masih tertinggal di banyak daerah.
Rapimnas merekomendasikan percepatan peningkatan mutu pendidikan dan pemerataan tenaga kesehatan, khususnya di pedesaan, ujarnya.
(yo/rds)

