Berita Siapa Muslim Sufi Bektashi, Pemangku Negara Islam Albania Bak Vatikan?

by

Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri AlbaniaEdi Rama, mengumumkan bahwa negaranya akan mendirikan negara kota berdaulat untuk kelompok Islam sufi bernama Komunitas Muslim Bektashi di ibu kota Tirana.

Berbicara di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (22/9), Rama mengatakan dirinya bermaksud menciptakan “negara mikro” di Tirana seperti Vatikan di Roma, Italia, yang merupakan pusat agama Katolik dunia.


Profil Komunitas Muslim Bektashi

Menurut jurnal berjudul Sejarah Politik Bektashisme di Albania oleh Albert Doja, Komunitas Muslim Bektashi adalah kelompok Islam sufi yang berasal dari Kekaisaran Ottoman. Masyarakat ini terbentuk dari berbagai masyarakat Islam sufi yang berkembang di Timur Tengah pada abad ke-12 dan ke-13.

Nama Bektashi sendiri diambil dari nama pendirinya yaitu Haji Bektash. Beliau merupakan tokoh Islam yang berasal dari Khorasan, sebuah wilayah yang terletak di timur laut Iran. Namun, ia dibesarkan di Anatolia (sekarang Türkiye).


Dilansir Britannica, Komunitas Muslim Bektashi mulai mendapatkan pengaruh politik di Kesultanan Ottoman pada abad ke-15. Sebab, saat itu anggotanya mendominasi anggota Korps Janissari.

Korps Janissari sendiri merupakan kekuatan militer elit yang sangat berpengaruh secara politik di Kesultanan Ottoman. Korps militer ini sangat dihormati pada abad ke-15 dan ke-16.

Pasalnya, mereka berada di garda depan dalam melindungi Kesultanan Utsmaniyah dari serangan musuh, memantau wilayah perbatasan, dan memantau ibu kota Istanbul, seperti dikutip. Inggris.

Mengamalkan ajaran Syiah pada abad ke-16

Pada abad ke-16, Komunitas Muslim Bektashi mulai menganut Islam Syiah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada menantu Nabi Muhammad SAW yaitu Ali bin Abi Thalib.

Menurut jurnal berjudul Syiah: Sejarah kemunculan dan perkembangannya di Indonesia oleh Mohammad Hasim, Syiah merupakan mazhab Islam yang mendasarkan seluruh ajaran Islam pada ajaran Sayidina Ali.

Tren ini mulai terlihat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Aliran ini meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya umat Islam yang berhak menjadi pemimpin umat Islam lainnya.

Seperti kelompok Islam sufi pada umumnya, Masyarakat Islam Bektashi cukup lemah dalam menerapkan syariat Islam. Dengan kata lain, mereka kurang taat terhadap anjuran dan larangan yang terkandung dalam ajaran Islam.

Misalnya, mereka mengizinkan warganya meminum minuman beralkohol. Bahkan, dilansir Britannica, komunitas ini juga memperbolehkan pengikutnya untuk merayakan upacara keagamaan dan menjalani ritual pengampunan dosa, seperti yang dilakukan banyak umat Kristiani.

Bersambung di halaman berikutnya…