Berita Serangan Meluas, Israel Dituding Lebanon Tak Niat Gencatan Senjata

by


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Libanon Najib Mikati mengkritik “perluasan” serangan tersebut Israel melawan negaranya. Dia mengatakan serangan itu menunjukkan perlawanan terhadap upaya menengahi gencatan senjata setelah lebih dari sebulan pertempuran.

Pernyataan Mikati pada Jumat (1/11) itu disampaikan sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan pejabat AS yang berkunjung untuk membahas kemungkinan kesepakatan guna mengakhiri perang di Lebanon.


“Memperluas cakupan agresi musuh Israel terhadap wilayah Lebanon, mengulangi ancaman terhadap penduduk untuk mengevakuasi seluruh kota dan desa,” kata Mikati seperti dilansir AFP.

“Penargetan ulang wilayah pinggiran selatan Beirut dengan serangan-serangan dahsyat merupakan indikasi bahwa musuh-musuh Israel menolak semua upaya untuk mencapai gencatan senjata,” katanya.

Perdana Menteri Lebanon menambahkan, perilaku diplomasi Israel menunjukkan penolakannya terhadap gencatan senjata.

“Pernyataan dan sinyal diplomatik Israel yang diterima Lebanon menegaskan kekeraskepalaan Israel dalam menolak usulan solusi dan bersikeras melakukan pendekatan pembunuhan dan pemusnahan,” ujarnya.

[Gambas:Video CNN]

Secara terpisah, Ketua Parlemen Nabih Berri juga mengkritik Israel. Dia menuduh Tel Aviv menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan gencatan senjata.

“Israel telah menyia-nyiakan… lebih dari satu peluang nyata untuk mengamankan gencatan senjata… dan memulangkan orang-orang yang damai dan terlantar ke kedua sisi perbatasan,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Kantor Berita Nasional.

Sejak pertempuran di Lebanon meningkat pada tanggal 23 September, perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.829 orang di sana, menurut hitungan Kementerian Kesehatan AFP.

Pada hari Rabu, Mikati mengatakan utusan AS Amos Hochstein telah memberi isyarat melalui panggilan telepon bahwa gencatan senjata dalam perang Israel-Hizbullah mungkin dilakukan sebelum pemilu AS pada Selasa depan.

Pada hari yang sama, pemimpin baru Hizbullah Naim Qassem mengatakan kelompoknya akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel berdasarkan ketentuan yang “sesuai dan sesuai”, namun menambahkan bahwa kesepakatan yang tepat belum diusulkan.

Selama pembicaraan pada hari Kamis, pemimpin Israel Netanyahu mengatakan kepada utusan AS Amos Hochstein dan Brett McGurk bahwa setiap kesepakatan Lebanon harus menjamin keamanan jangka panjang Israel.

(AFP/Kris)