Rumah Sakit Indonesia (RS) di Gaza disebut kewalahan setelah mengalami peningkatan jumlah pasien luka akibat serangan Israel yang tak pandang bulu sejak 7 Oktober lalu.
Relawan Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C), Fikri Rofiul Haq yang berada di lokasi mengatakan, situasi tersebut menyebabkan banyak pasien yang dirawat di koridor.
“Jumlah korban yang dilarikan ke rumah sakit di Indonesia saat ini sudah tidak terkendali, dimana banyak korban luka yang dirawat di lorong,” kata Fikri dalam rekaman video yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (11/11). .
IKLAN
GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN
Fikri juga menekankan keselamatan pasien karena rumah sakit Indonesia juga menjadi sasaran Israel. Ia mengatakan, jarak penyerangan dengan rumah sakit hanya sekitar 100 meter.
Fikri melanjutkan, saat ini tercatat ada 4.500 orang yang dikejar dan mendapat perawatan di RS Indonesia di Gaza. Lebih dari 1.700 orang juga dilaporkan tewas, 600 di antaranya adalah anak-anak, dan 300 adalah perempuan.
“Saat ini 300 orang lainnya masih menjalani perawatan rawat inap, 69 orang diantaranya sudah diperbolehkan pulang, namun mereka memutuskan untuk menginap di RS Indonesia, karena tidak mempunyai tempat tinggal,” ujarnya.
Di sisi lain, RS Indonesia di Jalur Gaza bagian utara juga beroperasi dalam kegelapan selama berjam-jam sejak Jumat (10/11). Situasi ini disebabkan oleh kehabisan bahan bakar.
RS Indonesia di Gaza sebelumnya menjadi salah satu sasaran serangan Israel dalam penyerangan yang terjadi pada Kamis (9/11). Direktur RS Indonesia, Atef Al Kahlout, mengatakan Israel menyerang gedung tersebut menggunakan rudal pecahan peluru.
Lingkungan sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara terkena 11 rudal Israel dalam satu hari. Al-Kahlout mengatakan sebagian rumah sakit dihancurkan oleh pemboman Israel.
Bahkan, tiga warga negara Indonesia (WNI) yang merupakan relawan Mer-C tetap memilih tinggal di Gaza untuk melanjutkan kerja kemanusiaan meski RS Indonesia terus diserang.
(khr/chs)
[Gambas:Video CNN]