Jakarta, Pahami.id –
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dalam rencana mengakhiri perang Rusia.
Dalam pernyataannya di Telegram, Zelensky mengatakan dia dan timnya akan bekerja sama dengan AS untuk membahas rencana perdamaian yang diusulkan.
“Tim kami, baik Ukraina maupun kami, akan membahas masalah rencana mengakhiri perang,” kata Zelensky di Telegram, seperti dikutip Reuters.
“Kami siap bekerja sama secara konstruktif, jujur, dan cepat,” kata Zelensky.
Pernyataan Zelensky disampaikan usai ia bertemu dengan Menteri Angkatan Darat AS Daniel Driscoll di Kyiv pada Kamis (20/11). Axios Media sebelumnya melaporkan bahwa Driscoll bertemu dengan Zelensky untuk menyampaikan 28 poin rencana rekonsiliasi Rusia-Ukraina.
Kantor Zelensky mengonfirmasi telah menerima rancangan undang-undang tersebut.
Namun, kantor Zelensky tidak mengomentari secara langsung isi rencana 28 poin yang kabarnya disiapkan oleh AS dan Rusia. Rancangan rencana tersebut belum dirilis secara resmi.
“Ke depan, Presiden Ukraina berencana mendiskusikannya dengan presiden [AS Donald] Trump mengenai peluang diplomatik yang ada dan poin-poin untuk mencapai perdamaian,” kata kantor Zelensky dalam sebuah pernyataan.
Zelensky juga disebut-sebut “menguraikan prinsip-prinsip dasar yang penting bagi rakyat” Ukraina.
Sejumlah media mengaku mendapat draf sebanyak 28 poin. Isi rancangan tersebut terlihat sangat baik bagi Rusia, namun sebaliknya sangat merugikan Ukraina.
Dalam salah satu poinnya disebutkan bahwa Ukraina harus menyerahkan seluruh wilayah Donbas dan jenis senjata tertentu kepada Rusia.
Kyiv juga diminta mengurangi jumlah anggota angkatan bersenjata menjadi 600.000, dari saat ini 800.000-850.000 personel.
Salah satunya juga mengharuskan Ukraina untuk berjanji tidak bergabung dengan NATO, yang harus secara formal dimasukkan dalam Konstitusi. NATO juga harus mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa Ukraina tidak akan diterima di blok tersebut.
Rusia, pada bagiannya, akan diintegrasikan kembali ke dalam perekonomian global. Sanksi terhadap Moskow akan dicabut dan Moskow akan diundang untuk bergabung kembali dengan G8.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada hari Kamis bahwa rencana tersebut telah disusun oleh utusan khusus AS Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio selama sekitar satu bulan. Leavitt mengatakan Trump mendukung penuh rencana tersebut.
“Rencana ini dibuat untuk mencerminkan realitas situasi setelah lima tahun perang yang mengerikan, untuk menemukan skenario win-win terbaik dimana kedua belah pihak mendapatkan lebih dari yang harus mereka berikan,” ujarnya.
Uni Eropa menolak
Para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu di Brussel sehari sebelumnya, diduga membahas rencana perjanjian AS-Rusia. Mereka belum jelas mengenai rencana ini, namun ada indikasi bahwa mereka menentang usulan tersebut.
“Rakyat Ukraina menginginkan perdamaian, perdamaian yang menghormati kedaulatan seluruh rakyat, perdamaian yang tidak dapat diganggu oleh agresi di masa depan,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.
“Namun, perdamaian tidak bisa menyerah,” tegasnya.
(BLQ/DNA)

