Program Makan gratis gratis (MBG) diluncurkan oleh pemerintah untuk meningkatkan nutrisi siswa di Indonesia menerima perhatian setelah kasus keracunan di beberapa wilayah.
Beberapa kasus siswa keracunan massal dianggap karena makanan yang disiapkan dan mengandung bakteri.
Gejala keracunan yang dialami oleh siswa hampir identik, seperti pusing, mual, muntah, untuk drainase berkelanjutan.
Cnnindonesia.com merangkum beberapa kasus keracunan. Kasus keracunan siswa setelah makan makanan MBG paling umum di Jawa Barat.
Berikut ini adalah ringkasan acara keracunan massal siswa dalam beberapa minggu terakhir:
1. Cianjur, Jawa Barat
Sekitar 21 siswa Madrasah Aliyah State (Man) 1 di Cianjur, Jawa Barat menderita pusing, mual, dan muntah setelah makan makanan MBG yang disediakan di sekolah pada hari Senin (21/4). Sebagian besar siswa dirawat di rumah dan Puskesmas, sementara yang lain dilarikan ke Rumah Sakit Cianjur dan Rumah Sakit Bhayangkara.
Kantor Kesehatan Cianjur, Frida Laila Yahya, mengatakan partainya segera mengambil sampel makanan untuk memeriksa di laboratorium untuk mengetahui alasan yang tepat.
“Kami akan mengambil sampel makanan atau limbah makanan untuk menentukan penyebab keracunan yang menimpa lusinan siswa Cianjur,” katanya Di antara.
Dalam penyelidikan, polisi menemukan tiga jenis bakteri dalam wadah makanan, yaitu Staphylococcus sp., Escherichia coli, dan Salmonella sp. Namun, penyebab keracunan yang tepat masih terdeteksi. Pemerintah Kabupaten Cianjur menentukan status peristiwa luar biasa (KLB).
2. Bombana, Sulawesi Tenggara
Kasus yang sama terjadi di Kasiipte 33 tahun, Bombana Regency. Lusinan siswa dilaporkan muntah setelah makan makanan MBG. Polisi telah melakukan intervensi untuk menyelidiki dugaan keracunan, meskipun tidak ada penyelidikan resmi yang telah dirilis.
Kepala Kantor Kesehatan Bombana Darwis, mengatakan bahwa program MBG di Kabupaten Bombana telah berjalan selama tiga hari di tiga sekolah dasar dengan total 1.043 orang
“Ini adalah hari ketiga, ada anak -anak yang muntah karena busuk adalah ayam, jadi kami mengambil sampel, besok saya akan mengirimkannya ke bpom,” kata Darwis Cnnindonesia.comRabu (4/23).
Darwis mengatakan keracunan massal berasal dari kualitas ayam busuk di menu MBG dan sampel diambil oleh DHO untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dia juga mempertanyakan bagaimana mekanisme persiapan MBG menyebabkan siswa di 33 Kaspte menderita keracunan.
“Inilah yang kami lihat kepada para pemenang tender ini, mengapa ini bisa menjadi prosesnya, karena mereka merekrut staf nutrisi mereka sendiri, staf manajemen, kami tidak ada di sana (kantor kesehatan). Hanya kantor kesehatan yang memberikan sosialisasi standar yang harus dilakukan oleh mitra,” katanya.
3. Karanganyar, Jawa Tengah
Kasus keracunan juga terjadi di Sekolah Dasar Wonorejo, Distrik Karanganyar, Jawa Tengah. Kepala sekolah, Damiyati (56), dan kedua muridnya memiliki gejala nyeri perut dan diare setelah makan menu MBG yang didistribusikan pada hari Rabu (24/4).
Menurut Damiyati, menu yang disajikan pada waktu itu terdiri dari ayam, soto, dan susu. Dia sendiri mencicipi hidangan karena guru itu berpuasa. Meskipun pada awalnya dia tidak mencurigai apa pun, dia kemudian menyadari bahwa ayam itu dimakan sup sup yang lezat dan asam.
Beberapa siswa mengeluh tentang bau yang tidak menyenangkan dari lauk yang disajikan, dan sekitar pukul 11:00, dua siswa mulai menderita sakit perut. Mereka segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk operasi. Damiyati sendiri hanya merasakan gejala keracunan di pagi hari, dengan frekuensi pengangkatan air hingga lima kali sebelum akhirnya menerima perawatan.
Sekolah melaporkan kejadian itu ke unit nutrisi (SPPG), dan diketahui bahwa daging ayam dimasak sejak malam sebelumnya, sementara sup baru dimasak di pagi hari. Dikatakan bahwa sausnya basi karena dibungkus dengan kondisi panas.