Jakarta, Pahami.id –
Suasana emosional mencakup rumah staf akhir kedutaan Indonesia (KBRI) di Peru, Zetro Leonardo kunoPada hari Kamis (11/9). Zetro meninggal setelah ditembak di depan apartemennya di lima, Peru, pada awal September.
Setelah dimakamkan di gedung Pancasila dari Kementerian Luar Negeri Indonesia Indonesia, Zetro akhirnya dimakamkan di Pemakaman Publik Sari Mulya (TPU), Babakan, Setu, Tangerang Selatan, Kamis sore.
Proses penguburan dalam hujan dihadiri oleh ratusan orang yang berkabung yang merupakan keluarga, kerabat, dan kolega yang meninggal karena kementerian luar negeri.
Memberikan doa -doa dan isak tangis dari keluarga yang tidak dapat menahan kesedihan, gema selama proses pemakaman. Ibu kandung Zetro tampaknya telah meneteskan air mata beberapa kali ketika didorong oleh kerabat yang dekat dengan pemakaman.
Terkadang dia menangis ketika dia melihat peti putih yang berisi putra bungsunya.
SOB juga terdengar dari beberapa kerabat yang hadir. Beberapa dari mereka mencoba menenangkan keluarga nuklir, tetapi atmosfer yang menyedihkan masih menutup parade.
Sementara itu, istri Zetro Leonardo kuno, Priscila Serapang, juga tidak bisa menahan air mata.
Sambil menahan air mata, almarhum istri Zetro, Prisilia, mengucapkan selamat tinggal kepada suami terakhirnya untuk terakhir kalinya ketika melepas tanah dan bungake anak -anaknya.
“Narkoba,” katanya diam -diam, menggendong putranya.
Prosesi pemakaman terjadi dengan alat yang jelas dari Kerajaan Kota Tangang Selatan.
Zetro Leonardo kuno yang telah meninggalkan seorang istri, dan tiga anak di bawah umur.
(ARL/RDS/BAC)