Berita Puluhan Siswa Kadungora Garut Keracunan MBG, Guru Pencicip Jadi Korban

by
Berita Puluhan Siswa Kadungora Garut Keracunan MBG, Guru Pencicip Jadi Korban


Bandung, Pahami.id

Lusinan siswa dari sekolah dasar ke sekolah menengah di Kadungora, Distrik Garutchild, Jawa Barat, diduga mengalami keracunan makanan untuk program nutrisi gratis (MBG), Selasa (9/30).

Kutipan dari Di antara, Petugas medis dari pusat kesehatan setempat segera campur tangan dalam menangani lusinan siswa yang menjadi korban gejala keracunan setelah makan menu MBG.

Kepala Kadungora Puskesmas Noni Cahyana mengatakan korban, yang menerima perawatan medis di Puskesmas pada awalnya 19. Lalu ada korban tambahan dari sekitar 10 orang yang akan ditangani secara medis.


“Meskipun data yang datang ke UGD adalah 19 orang, sekarang ada orang tambahan,” kata Noni.

Dia mengatakan meskipun siswa yang menerima perawatan medis di Puskesmas terdiri dari dua siswa sekolah dasar, delapan sekolah menengah PGRI Kadungora, dan siswa yang tersisa dari Kadungora 1 SMP.

Pejabat di Puskesmas, katanya, saat ini sedang dalam proses penanganan siswa di tiga sekolah berbeda yang memiliki gejala keracunan.

Salah satu guru di Kadungora, Eros, mengatakan kepada saya bahwa ia membantu memindahkan lusinan siswa dengan keracunan makanan MBG.

“Sebelumnya saya mengambil bagian, ada 13 yang saya bawa. Sisanya menggunakan ambulans, jika 20 siswa, tetapi sekarang saya tidak tahu mungkin akan meningkat,” kata Eros, ketika dihubungi Cnnindonesia.com.

Eros mengatakan bahwa pada saat ini penanganan telah dilakukan dan siswa dengan keracunan dirujuk ke Puskesmas.

“Sebelumnya (sekolah) keluar Formulir GoogleUntuk pengumpulan data siswa (yang beracun), “katanya.

Dia mengatakan siswa yang diduga keracunan MBG memiliki gejala seperti mual dan muntah.

“Gejala seperti itu, mual, sakit perut, itu terjadi sekitar jam 1 siang,” katanya.

Guru pencicip menjadi korban keracunan MBG

Selain itu, Noni mengatakan ada juga seorang guru dengan gejala keracunan. Guru mengalami keracunan makanan setelah mencoba merasakan menu MBG yang didistribusikan kepada siswa.

“Ada seorang guru (korban) yang merupakan penguji makanan,” kata Noni.

Orang tua dari keracunan siswa, kata Wiwin, pengakuan anak -anak mereka mengeluh tentang pusing, mual, dan bahkan secara ketat setelah makan makanan dalam program MBG di sekolah.

“Sebelumnya, anak saya ketat, saya tidak ingat,” kata Wiwin.

Siswa mulai tiba di Pusat Kesehatan Kadungora pada Selasa sore, sampai sebelum malam masih ada siswa yang menerima perawatan medis.

Sejumlah petugas medis menangani para korban keracunan, serta polisi untuk melakukan keselamatan dan juga meminta informasi dari beberapa saksi.

(Antara/CSR/KID)