Jakarta, Pahami.id —
Wakil Kepala Hizbullah, Naim Qasemmenjadi sorotan setelah menyatakan bahwa kelompok milisi mendukung gencatan senjata Lebanon dengan Israel setelah kedua belah pihak bertarung sengit.
Qassem mengatakan Hizbullah secara terbuka mendukung usulan gencatan senjata pemerintah Lebanon.
Baru-baru ini, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dan ketua parlemen yang juga merupakan sekutu dekat Hizbullah Nabih Berri meminta gencatan senjata.
Negosiasi ini dimediasi oleh negara-negara Barat.
Dibalik Upaya Gencatan Senjata, Siapakah Naim Qassem?
Qassem menjadi wakil ketua Hizbullah sejak tahun 1991. Ia memainkan peran penting ketika mendiang Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, naik takhta.
Nasrallah menjadi pemimpin Hizbullah pada tahun 1992 setelah Abbas Al Musawi terbunuh dalam serangan udara Israel.
Selain berperan penting, Qassem juga menjadi juru bicara utama Hizbullah.
Ia banyak melakukan wawancara dengan media asing, termasuk saat perang antara Hizbullah dan Israel pecah tahun lalu.
Qassem juga menjadi tokoh Hizbullah pertama yang menyampaikan pidato resmi setelah Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel pada 27 September.
Wakil ketua Hizbullah membuat pernyataan resmi tiga hari setelah kejadian. Saat itu, dia mengatakan milisi akan memilih pengganti Nasrallah “sedini mungkin.”
“Yang kami lakukan minimal. Kami tahu pertemuan ini akan berlangsung lama,” ujarnya, dikutip Reuters.
Rekam Rekam Naim Qassem
Qassem lahir di Beirut pada tahun 1953. Aktivisme politiknya dimulai ketika ia bergabung dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon.
Setelah Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, ia meninggalkan organisasi tersebut dan berperan dalam mendirikan Hizbullah.
Hizbullah didirikan pada tahun 1982 dengan bantuan Angkatan Bersenjata Iran sebagai tanggapan terhadap invasi Israel ke Lebanon.
Setelah berdiri, Hizbullah terus berkembang dan bahkan berpartisipasi dalam pemilihan parlemen pada tahun 1992.
Tahun itu, Qassem juga menjadi koordinator umum kampanye pemilu legislatif.
Kemudian pada tahun 2005, ia menulis sejarah Hizbullah yang dianggap sebagai pandangan orang dalam terhadap organisasi tersebut.
(isa/dna/bac)