Berita Pramono Tegur Keras Pelindo soal Macet Priok: Tidak Boleh Terjadi Lagi

by


Jakarta, Pahami.id

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan peringatan kuat kepada operator PT Pelindo dan Tanjung Priok sebagai penurunan kemacetan lalu lintas yang parah di Tanjung Priok yang mengarah ke Priok Port.

Kemacetan ini terjadi selama beberapa hari dan mempengaruhi kemacetan lalu lintas di banyak jalan lain, termasuk jalan tol.

“Pelindo secara resmi menyampaikan permintaan maaf kepada kita semua, tetapi bagi saya itu tidak cukup, jadi saya memerintahkan departemen transportasi untuk diselesaikan dan diberi peringatan kuat kepada Tanjung Priok, Pelindo dan operator di Tanjung Priok. Momentscom.


Pramono juga meminta maaf kepada penduduk Jakarta yang terkena dampak kemacetan lalu lintas horor yang menonaktifkan Tanjung Priok.

“Saya minta maaf atas insiden di Tanjung Priok. Jalan tol, kemacetan lalu lintas yang luar biasa, dan berlangsung hingga hari ini,” katanya.

Politisi perjuangan PDIP telah berkoordinasi dengan kepala Departemen Transportasi Jakarta, Syafrin Liputo, untuk mengetahui penyebab utama kemacetan.

“Penyebab utamanya adalah karena kapasitas hanya 2.500, dalam tiga hari ia harus menyelesaikan 7.000 truk per jam,” katanya. “Pemerintah Jakarta memiliki keuntungan dari insiden luar biasa. Untuk itu, saya telah meminta Balai Kota untuk tidak terjadi lagi dan tidak membiarkannya menjadi permintaan.”

Sebelumnya dalam konferensi pers, Pelindo mengatakan kemacetan lalu lintas yang meluas adalah karena adanya 3 kapal yang dimuat dan diturunkan di luar meja.

“Peningkatan jumlah ini didominasi di satu terminal, NPCT 1, NPCT 1, kedatangan kapal yang seharusnya tiba seminggu yang lalu,” kata Direktur Eksekutif Ptindo ke -2 Pelindo, Kantor KSOP Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4).

“Ada tiga kapal yang condong, nama kapal MSC Adu v, yang telah menjadi balsem, dan kapal luar angkasa Venus lainnya, yang ketiga -tiga kapal ini seharusnya dua minggu yang lalu, yang lain seharusnya datang 24 jam sebelumnya,” katanya.

Menurutnya, ketiga kapal itu merapat di luar meja. Akibatnya, keberadaan tiga kapal ditambahkan ke jumlah pemuatan dan pemuatan di port NPCT 1.

“Dengan efek keberadaan kapal yang tidak berdiri di waktu yang ditentukan, karena jendela wadah wadah sehingga meningkatkan jumlah pada waktu itu atau pada waktu yang salah.

Lagi Di Sini.

(VWS)