Jakarta, Pahami.id –
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengatakan alokasi APBN untuk sektor ini pendidikan Tahun ini adalah yang tertinggi dibandingkan dengan sektor lain.
Dia juga mengatakan bahwa alokasi anggaran untuk pendidikan di bawah kepemimpinannya adalah yang tertinggi dalam sejarah Republik Indonesia.
“Sebagai presiden Republik Indonesia, saya menyerahkan APBN di mana sektor pendidikan menerima bagian tertinggi dari alokasi anggaran dari semua anggaran negara, pendidikan adalah yang tertinggi dan jika saya tidak salah selama sejarah Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam pembukaan Unity Unity.
Prabowo mengatakan Konstitusi Indonesia membutuhkan pemerintah untuk memperkirakan setidaknya 20 persen dari anggaran negara untuk sektor pendidikan.
Prabowo mengatakan dia diperkirakan untuk sektor pendidikan lebih dari itu.
Dia menekankan bahwa sektor pendidikan sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu negara.
“Dan saya berharap ini tidak menciptakan kader tidak hanya untuk pertahanan, tetapi untuk negara, inilah yang saya ambil, dari negara -negara besar, ketika saya mengunjungi AS, saya pergi ke West Point, tujuan dari Akademi Negara Angkatan Darat adalah menciptakan pemimpin untuk Amerika SerikatBukan untuk Angkatan Darat, tetapi untuk AS, “katanya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani telah berjanji untuk mempertahankan anggaran pendidikan di tengah efisiensi APBN 2025 sebesar Rp306,69 triliun diikuti oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Sebelumnya, itu juga diingatkan bahwa untuk 20 persen (anggaran pendidikan), menurut Konstitusi, kami juga akan mengurus,” Menteri Keuangan Sri Mulyani berjanji dalam pertemuan kerja dengan Komisi Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta Tengah, Kamis (13/2).
APBN 2025 Tetapkan Pengeluaran Negara RP3.621,3 triliun. Khususnya untuk anggaran pendidikan, itu ditetapkan untuk RP724.2 triliun, alias 20 persen.
Namun, efisiensi yang diperintahkan oleh Prabowo menargetkan Kementerian/Lembaga (K/L) dalam Pendidikan, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmin) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktikistek).
Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti mengatakan anggaran kementeriannya ditolak oleh RP7,2 triliun. Akhirnya, Kementerian Pendidikan dan Pusat hanya memiliki hak untuk mendapatkan saku RP26,2 triliun selama 2025.
Sebaliknya, menentukan Satryo Soemantri Brodjonegoro menjelaskan bahwa nomor langit -langit awal adalah Rp57,6 triliun. Namun, harus bersedia ditolak Rp14.3 triliun dalam kerangka efisiensi
(FRA/MNF/FRA)