Jakarta, Pahami.id —
Polda Kalimantan Barat (Kalbar) menangkap enam tersangka pedagang manusia obat bius jenis sabu pada jalur Malaysia-Indonesia secara terpisah. Mereka diduga punya kaitan dengan bandar Fredy Pratama.
Kabid Humas Polda Kalbar, Kompol Raden Petit Wijaya mengatakan, penangkapan bermula setelah penyidik mendapat informasi terkait rencana penyelundupan sabu dari Malaysia melalui perbatasan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.
Berbekal informasi tersebut, kata Raden, tim Ditresnarkoba Polda Kalimantan Barat melakukan pengintaian dan langsung menangkap empat pelaku penyelundupan sabu.
“Pada Rabu (31/7), tim Ditres Narkoba Polres Kalbar berhasil menangkap empat orang kurir di tiga lokasi berbeda di wilayah Pontianak,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (21/8).
Yang pertama ditangkap adalah MK, ML, JK dan YM. Berdasarkan perannya yang diketahui dari hasil pemeriksaan, Raden mengatakan mereka bertugas membawa sabu dari Malaysia ke Indonesia.
Raden menambahkan, dari penangkapan itu, penyidik juga menemukan 19,9 kilogram sabu dan 22.000 butir ekstasi yang disembunyikan di dalam tas punggung.
Lebih lanjut, Raden mengatakan tim melakukan pengembangan lebih lanjut dan menangkap satu lagi tersangka berinisial HB di salah satu parkiran mal saat sedang memindahkan tiga tas berisi narkotika.
Saya ingin membawanya ke Bandung
Dia mengatakan, tersangka HB mengaku kepada penyidik bahwa dirinya diinstruksikan oleh pelaku lain berinisial YD untuk membawa narkoba tersebut ke Bandung.
Raden menjelaskan, dari keterangan pelaku, sabu asal Malaysia tersebut rencananya akan diedarkan di beberapa tempat hiburan malam di Bandung. Pelaku pun melakukan aksi tersebut sebanyak tiga kali.
Operasi ini mengungkap eratnya hubungan antara pelaku dengan sindikat narkotika Fredy Pratama yang beroperasi secara internasional, jelasnya.
Raden mengatakan, jaringan peredaran sabu asal Malaysia juga terbukti berkomunikasi melalui aplikasi khusus dengan jaringan utama narkotika internasional Fredy Pratama.
Kata dia, berdasarkan temuan tersebut, Polda Kalbar juga membekukan puluhan rekening yang diduga digunakan untuk menunjang operasionalnya.
Kasus ini masih dikembangkan di beberapa daerah lain antara lain Sumsel, Kalsel, dan Kaltim untuk mengungkap lebih jauh jaringan peredaran narkotika yang melibatkan sindikat internasional ini, ujarnya.
(anak-anak)