Berita Pengungsi Terserang Penyakit, 962 Tewas

by
Berita Pengungsi Terserang Penyakit, 962 Tewas

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Bencana Banjir bandang dan bencana tanah longsor yang melanda tiga wilayah di Sumatera, yakni Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) yang berdampak pada ribuan warga.

Tak hanya itu, ratusan jalan dan puluhan jembatan rusak sehingga menyebabkan terhambatnya proses distribusi bantuan dan pengungsi mulai terpapar penyakit.

Cnnindonesia.com telah merangkum beberapa informasi terkini mengenai bencana di Sumatera, sebagai berikut:


Pengungsi mulai menderita penyakit kulit dan infeksi saluran pernafasan akut

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut Hamid Rijal Lubis mengatakan, pengungsi di beberapa kabupaten dan kota terdampak bencana mulai terpapar penyakit kulit dan pemeriksaan saluran pernafasan akut (ISPA) dengan rincian 6,43 kasus penyakit kulit dan 5.151 kasus ISPA.

Sebelumnya, ribuan korban banjir dan longsor di Sumut masih berlindung di pengungsian.

“Hingga Minggu 7 Desember 2025 pukul 13.00 WIB menunjukkan penyakit kulit dan ISPA menjadi penyakit tertinggi di wilayah terdampak,” kata Hamid, Senin (8/12).

Hamid menilai jika tidak dilakukan intervensi cepat, penyakit ini berpotensi berkembang menjadi kejadian luar biasa (KLB). Ia mengatakan, keadaan tersebut dipengaruhi oleh paparan air kotor dan penurunan sanitasi lingkungan.

Situasi ini dipengaruhi oleh paparan air kotor, menurunnya sanitasi lingkungan, serta kepadatan dan kelembaban di lokasi pengungsian, ujarnya.

Sedangkan kasus diare tercatat 1.065 kasus, influenza like disease (ILI) 755 kasus, demam berdarah dengue 7 kasus, dan suspek demam tifoid 534 kasus. Dinkes Sumut juga mendapat laporan adanya 2 kasus campak, masing-masing di Deliserdang dan Tapanuli Tengah.

Terdapat 1.219 izin konsesi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat

Kepala Kampanye Global Greenpeace untuk Hutan Indonesia, Kiki Taufik mengatakan, terdapat 1.219 izin mulai dari izin pertambangan, kelapa sawit, hingga perkebunan kayu yang diklaim ada di Aceh, Sumut, dan Sumbar.

“Dari tiga provinsi tersebut, terdapat sekitar 1.219 izin terbebani ke tiga wilayah. Dan izinnya bermacam-macam, mulai dari pertambangan, lalu kelapa sawit, lalu hutan tanaman, kata Kiki Taufik kepada Cnnindonesia TV, Senin (8/12).

Taufik menjelaskan, jika ditelusuri lebih lanjut, ditemukan beberapa konsesi yang berada di daerah resapan air terdampak di tiga wilayah dan penempatan konsesi tersebut berada di kawasan hulu dan hilir yang tidak sesuai. Menurut dia, banyak pihak di pemerintahan yang terlibat dalam pemberian izin tersebut.

“Baiklah kalau kita Lihat Lebih dalam lagi kita bisa masuk ke daerah aliran sungai tertentu, terutama aliran air yang terdampak di ketiga wilayah tersebut, kita bisa Lihat “Bagaimana konsesi ini ditempatkan di hulu, di hilir yang tidak seharusnya,” ujarnya.

Berita tentang jenazah korban banjir di dalam mobil

Berkembangnya pemberitaan tentang penemuan sesosok mayat yang diduga berada di dalam mobil yang ditinggalkan pasca bencana banjir pada akhir November lalu. Kapolres Aceh Tamiang, AKBP Muliadi membantah laporan tersebut. Menurut dia, setelah dilakukan penggeledahan, tidak ditemukan adanya jenazah di dalam mobil tersebut.

“Setelah kami menyisir dan memeriksa di SPBU Tanah Terban, tidak ada jenazah di dalam mobil,” kata Muliadi kepada wartawan, Senin (8/12).

Muliadi mengaku langsung turun ke sisir dan memeriksa beberapa mobil yang terbengkalai akibat banjir di sepanjang jalur utama SPBU Tanah Terban, Aceh Tamiang.

Anggota DPR mengejek kontribusi banjir tersebut

Anggota Komisi I DPR RI sekaligus politikus Fraksi Partai Gerindra Endipat Wijaya menjadi perbincangan karena menyinggung pihak yang pernah datang ke lokasi bencana di Sumatera namun merasa paling banyak bekerja.

Endipat membandingkan informasi bantuan pemerintah dengan kontribusi masyarakat sebesar Rp 10 miliar untuk korban longsor di Sumatera. Ia mengklaim, pemerintah telah memberikan bantuan maksimal di wilayah terdampak bencana.

“Orang-orang yang sepertinya paling banyak bekerja di Aceh, padahal negara ini sudah ada sejak awal. Ada orang-orang baru yang datang, hanya untuk membuat postingan, kata pemerintah Tidak Ada. Padahal pemerintah sudah membangun ratusan posisi di sana, kata Endipat di Komisi I bekerja sama dengan Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid di DPR, Senayan, Jakarta, mengutip DetikcomSenin (8/12).

Endipat berharap Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mampu meningkatkan kerja informasi pemerintah. Ia juga menyebut bantuan kepada korban bencana bernilai triliunan.

“Satu orang masing-masing hanya menyumbang Rp10 miliar, negara sudah mengeluarkan dana triliunan di Aceh, jadi mohon diperhatikan hal-hal seperti ini agar kedepannya tidak ada lagi informasi seolah-olah negara tidak hadir di mana pun, padahal negara sudah hadir sejak awal dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.

Endipat mengatakan, kinerja pemerintah harus dikomunikasikan secara luas kepada masyarakat dan diharapkan Komdigi lebih aktif dan peka agar informasi yang disampaikan bisa menjadi viral seperti konten di media sosial.

Jadi kami mohon Bu, fokus ke depan. Komdigi memahami dan mengetahui isu-isu sensitif nasional, membantu pemerintah menginformasikan dan memperkuat informasi ini agar virus ini tidak kalah dengan teman-teman kita yang beraksi di Aceh, Sumatera dan sebagainya, ujarnya.

Darurat Banjir Banjir Banjir Sumatera terus berlanjut

Pemerintah Daerah (Pemprov) Sumbar memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir bandang di wilayahnya hingga 14 hari ke depan. Sebelumnya, masa tanggap darurat ditetapkan hingga Senin (12/8) namun diperpanjang hingga 22 Desember.

Benar, kita perpanjang 14 hari. Sampai 22 Desember, kata Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy saat dikonfirmasi Cnnindonesia.com, Senin (8/12) sore.

Vasko mengatakan, masa tanggap darurat diperpanjang karena pencarian korban masih berlangsung di lapangan.

Pencarian masih terus dilakukan, pendataan korban dan kerusakan masih terus dilakukan. Oleh karena itu, kami memperpanjang masa tanggap darurat agar operasi dapat dilakukan lebih maksimal, ujarnya.

Update BNPB 9 Desember 2025, korban meninggal dunia sebanyak 962 orang

Disebutkan dari situs resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban meninggal dunia dalam bencana banjir dan longsor Sumatera ini mencapai 962 orang pada Selasa (9/12) pukul 13.30 WIB.

Jumlah kematian tertinggi terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat dengan rincian 180 orang, disusul Aceh Utara 138 orang, Tapanuli Tengah 110 orang, Tapanuli Selatan 85 orang.

Selanjutnya korban meninggal di Aceh Tamiang sebanyak 57 orang, Kota Sibolga 53 orang, dan Aceh Timur 48 orang, Bener Meriah 37 orang, dan Tapanuli Utara 36 orang.

Sebanyak 291 korban masih dinyatakan hilang dan 5000 orang luka-luka. Sementara itu, warga yang masih mengungsi berjumlah ratusan ribu orang, dengan jumlah terbanyak di Aceh, yaitu 299,5 ribu korban pengungsi di Aceh Utara; 262,1 ribu pengungsi di Aceh Tamiang; dan 238,5 ribu di Aceh Timur.

(nat/isn)