Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjadi kepala negara pertama yang bertemu dengan presiden Amerika Serikat Donald Trump Pada hari Selasa (4/2) setelah secara resmi dibuka pada 20 Januari.
Mereka bertemu di Gedung Putih. PM Israel bangga bahwa dia adalah kepala negara pertama yang bertemu Trump.
“[Ini menjadi] Bukti Kekuatan Aliansi Israel-Amerika, “kata Netanyahu, mengutip Afp.
Sebelum terbang ke Amerika Serikat, Netanyahu mengatakan Perang Israel dengan Hamas dan Hizbullah dan konfrontasi mereka dengan Iran telah mengulangi peta di Timur Tengah.
“Namun, saya pasti bekerja sama dengan Presiden Trump, kita bisa kembali lagi, dan lebih baik,” kata Netanyahu.
Selama pertemuan, Netanyahu dan Trump diharapkan untuk membahas masalah Timur Tengah, pelepasan sandera di Gaza, untuk ancaman Iran.
Netanyahu dan Trump memiliki hubungan yang menguntungkan dan transaksional.
Dalam pemerintahan pertama Trump, ia memberi Netanyahu kemenangan diplomatik dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Yerusalem bahkan dalam kontrol internasional dan tidak dimiliki oleh negara mana pun.
Trump juga membantu Israel mencoba menormalkan dengan negara -negara Arab melalui Accord Abraham.
Netanyahu terbang ke Amerika Serikat selama negosiasi gencatan senjata dua -fase. Percakapan itu dilaporkan berfokus pada penghentian invasi Palestina Israel.
“Israel sedang mempersiapkan kepergian delegasi tingkat pekerjaan ke Doha akhir pekan ini untuk membahas detail teknis yang berkaitan dengan kelanjutan perjanjian,” kata kantor PM Netanyahu.
Israel setuju dengan gencatan senjata dengan Hamas pada 15 Januari. Perjanjian itu terjadi setelah Angkatan Darat Zionis meluncurkan invasi Palestina sejak Oktober 2023.
Sebagai akibat dari serangan buta Israel, lebih dari 47.500 orang di Palestina meninggal dan ribuan fasilitas dihancurkan.
(ISA/RDS)