Jakarta, Pahami.id —
Libanon waspada tinggi Israel bersumpah untuk membalas dendam pada kelompok milisi Hizbullah dampak serangan terhadap Dataran Tinggi Golan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (29/7) menegaskan akan memberikan tanggapan tegas atas serangan yang menewaskan 12 orang termasuk anak-anak di kota Majdal Shams.
“Israel tidak akan dan tidak bisa membiarkan hal ini berlalu begitu saja. Kami akan merespons dan respons kami akan sangat parah,” kata Netanyahu saat berkunjung ke lokasi serangan.
Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang direbut Israel pada Perang Enam Hari tahun 1967.
Dua pertiga bagian barat Dataran Tinggi Golan kini dikuasai oleh Negara Zionis. Sementara itu, sepertiga bagian timur masih berada di bawah Suriah.
Menurut Israel dan Amerika Serikat, penyerangan ke Dataran Tinggi Golan pada Sabtu (27/7) merupakan kerja keras Hizbullah. Kelompok milisi di Lebanon selatan ini terus menyerang Israel di perbatasan Lebanon-Israel.
Serangan itu dilakukan sejak Israel menginvasi Jalur Gaza, Palestina. Hizbullah mengklaim serangan mereka merupakan bentuk solidaritas terhadap kelompok milisi Hamas di Gaza.
Terkait penyerangan di Dataran Tinggi Golan, Hizbullah membantah telah menyerang kawasan tersebut.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan, pemerintah Lebanon saat ini sedang melakukan serangkaian langkah diplomatik untuk mencegah respons besar-besaran Israel.
“Israel akan melakukan eskalasi secara terbatas dan Hizbullah akan merespons secara terbatas. Ini jaminan yang kami terima,” kata Habib kepada penyiar Al-Jadeed, seperti dikutip AFP.
Sejumlah analis menceritakan AFP bahwa skema ini kemungkinan besar akan terjadi, karena Israel pasti akan berhati-hati jika harus berperang di dua front yaitu Gaza dan Lebanon.
AS, Prancis, dan negara-negara lain saat ini juga berupaya menahan peningkatan tersebut. Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengatakan dia melobi Eropa dan Arab “untuk melindungi Lebanon dan menghindari bahaya.”
Di tengah kekhawatiran tersebut, sumber yang dekat dengan Hizbullah menceritakan AFP bahwa kelompok milisi telah berpindah beberapa posisi di selatan dan timur.
(blq/rds)