Jakarta, Pahami.id —
Korea Utara Sejauh ini dia belum berkomentar setelah dijadikan salah satu alasan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengatur adegannya darurat militer pada Selasa (3/11).
Kepala Staf Gabungan (JCS) militer Korea Selatan menyatakan bahwa mereka tidak mendeteksi adanya aktivitas yang tidak biasa dari Korea Utara setelah darurat militer dicabut hanya beberapa jam setelah diberlakukan.
“Tidak ada aktivitas luar biasa dari Korea Utara. Sikap keamanan kami terhadap Korea Utara tetap stabil,” demikian pernyataan JCS, Selasa (12/3), seperti dikutip berita NK.
Harian resmi pemerintah Korea Utara Rodong Sinmun juga tidak menyinggung keadaan darurat militer Korea Selatan dalam surat kabarnya yang terbit pada Rabu (12/4).
Rodong Sinmun baru berhasil melaporkan tuntutan kelompok masyarakat sipil Korea Selatan agar Yoon mengundurkan diri pada Senin (2/12), dengan mengatakan Presiden telah menggunakan hukum tanpa pandang bulu untuk menekan pihak oposisi agar mengatasi krisis politik yang dialaminya saat ini.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (12/3) sore dengan alasan ancaman dari Korea Utara dan kekuatan “anti-negara”.
“Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh tentara komunis Korea Utara dan untuk menghilangkan unsur-unsur anti-negara, dengan ini saya mengumumkan darurat militer,” kata Yoon dalam pidato langsung yang disiarkan televisi kepada negara tersebut, dikutip AFP.
Yoon mengatakan “partai oposisi” telah melumpuhkan pemerintah hanya untuk mengadilinya dan menyerukan penyelidikan khusus terhadap ibu negara Kim Keon Hee.
Yoon telah terlibat dalam skandal korupsi tahun ini, salah satu skandal tersebut juga melibatkan istrinya, Kim Keon Hee, karena diduga menerima tas MEWAH sebagai suap dan sehubungan dengan dugaan manipulasi saham.
Bulan lalu, Yoon terpaksa mengeluarkan permintaan maaf di TV nasional, mengatakan dia mendirikan kantor untuk mengawasi tugas ibu negara. Namun, dia menolak permintaan pihak oposisi untuk mengadakan penyelidikan khusus.
Status darurat militer sendiri segera dicabut setelah parlemen Korea Selatan melakukan pemungutan suara untuk mendorong pencabutan status tersebut.
(blq/dna)