Jakarta, Pahami.id –
Anggota Komisi DPR Sukamta mendukung Presiden Rencana Prabowo untuk mengosongkan dan mengakomodasi cedera dan yatim piatu sebagai akibat pembantaian Israel di Gaza, Palestina, ke Indonesia.
Sukamta berharap proses mentransfer cedera dan yatim piatu dapat dilakukan segera. Alasannya adalah, katanya, Israel telah melanggar gencatan senjata sepihak.
“Pemboman terus dilakukan meskipun ditargetkan di tenda -tenda pengungsi, kemanusiaan dan jurnalis, situasi di Gaza yang dapat kita lihat melalui foto dan video melingkar,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Rabu (9/4).
“Korban telah jatuh lagi, sementara sebagian besar rumah sakit telah dihancurkan, sangat penting untuk melakukannya segera untuk bergerak, terutama cedera dan anak yatim,” katanya.
Sukamta menilai bahwa proses transfer untuk korban yang terluka dan anak -anak Palestina sebenarnya dikejar oleh banyak negara termasuk Indonesia, mengingat jumlah besar.
“Ada sekitar 120 ribu korban yang terluka, lebih dari 38 ribu anak yatim. Ini adalah jumlah yang sangat besar. Ada kebutuhan akan bantuan masyarakat internasional untuk membantu orang -orang Gaza,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa rencana transfer yang ditawarkan oleh Prabowo berbeda dari gagasan Presiden AS Donald Trump yang berencana untuk memindahkan semua Gaza.
Dia mengatakan rencana transfer yang dilakukan oleh Indonesia hanya sementara untuk membantu pemulihan luka serta trauma penyembuhan. Oleh karena itu, ia berharap dari hasil kunjungan negara bagian Prabowo ke Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar dan Yordania dapat memberikan solusi konkret untuk menghentikan pembantaian dari Israel.
“Seperti yang dinyatakan Presiden Prabowo, jika situasi di Gaza telah membaik, mereka akan dikembalikan ke tanah air mereka,” katanya.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyatakan keinginannya untuk mengosongkan Gaza ke Indonesia, dengan gelombang pertama skema transfer hingga 1.000 warga Palestina.
Dia mengatakan ini di depan lima kunjungan asing di Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA), Türkiye, Mesir, Qatar, dan Jordan.
Pemerintah Indonesia, katanya, siap menampung sekitar 1.000 Gaza untuk gelombang pertama, terutama yang terluka, trauma, dan anak yatim.
(TFQ/DMI)