Berita Khofifah Jadi Pengurus HKTI Jatim, Prabowo Titip Salam

by


Surabaya, Pahami.id

Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa diangkat menjadi pengurus DPD Ikatan Kerukunan Petani Indonesia (HKTI) Jawa Timur.

Pelantikan pengurus DPD HKTI Jawa Timur periode 2024-2029 dihadiri langsung Ketua Pengurus Nasional HKTI Fadli Zon di Surabaya, Rabu (2/10).

Khofifah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan HKTI Jatim, kemudian Arum Sabil terpilih menjadi Ketua HKTI Jatim, kemudian ada juga Prof Ir Achmad Subagjo dari Universitas Jember sebagai Ketua Dewan Pakar.


“Kami berharap HKTI Jatim menjadi yang terdepan dalam mengembangkan petani dan sektor pertanian. Abah Arum Sabil sudah dikenal oleh Pak Prabowo. Harapan kami adalah Ibu Khofifah yang juga Ketua Dewan Pembina HKTI Jatim , bisa mengemban amanah memimpin Jatim kembali,” kata Fadli Zon.

Pak Prabowo Ketua Dewan Pembina DPN HKTI mengucapkan salam dan selamat atas diresmikannya HKTI Jatim, tambahnya.


Fadli yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Gerindra mengatakan, pemerintahan Presiden terpilih Prabowo memiliki prioritas di sektor pertanian.

Begitulah cara mewujudkan swasembada pangan di Indonesia. Tujuannya tinggi dan ambisius. Semoga cita-cita Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih dan Ketua Dewan Pertimbangan DPN HKTI bisa terwujud, ujarnya.

Provinsi Jawa Timur yang selama ini menjadi keranjang pangan nasional diharapkan dapat menjadi sumber kebutuhan pangan di Indonesia. Terutama untuk komoditas beras.

Masalah pertanian ini klasik. Pak Prabowo akan berusaha mengintegrasikannya agar efektif, sehingga ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan Indonesia menjadi kedaulatan pangan. Sehingga benar-benar menjadi negara yang mandiri, ujarnya.

Sementara itu, Khofifah mengatakan, Jawa Timur memiliki stok petani muda lebih banyak dibandingkan daerah lain. Menurutnya, generasi muda petani di Jatim juga sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk pertanian.

“Jadi kalau di Jatim katanya pakai drone untuk menabur benih, jadi tidak perlu khawatir kaki becek, untuk menabur benih baik jagung maupun kedelai, sudah menggunakan drone, drone juga menggunakan pupuk, jadi sebenarnya itu telah memungkinkan para petani milenial untuk tetap bisa bertani. “Tidak kotor, tapi bisa bertani. Jadi petani milenial di Jatim lebih tinggi dibandingkan petani milenial di Indonesia,” pungkas Khofifah.

(frd/wis)