Berita Kepala Daerah Sebaiknya Kurangi Protokoler

by


Jakarta, Pahami.id

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo buniyanto diingatkan Kepala Distrik Mengurangi protokol untuk mendukung kebijakan efisiensi anggaran.

Ini disajikan oleh Setyo pada peluncuran Pusat Pemantauan (MCP) di gedung Pusat Pendidikan Anti -Korupsi, Jakarta, Rabu (4/5). Sejumlah kepala regional mengikuti agenda online atau zoom.


Setyo kemudian memberikan contoh KPK sejak ia bergabung pada tahun 2018 dan sangat efisien. Dia mengatakan tidak ada banyak protokol yang menyertai pejabat dan pemimpin struktural. Selain itu, para pemimpin KPK juga tidak menggunakan kendaraan resmi.

“Protokol harus dikurangi oleh kepala perempuan dan tuan -tuan, seperti kunjungan semua jenis, dikurangi, adalah bagian dari efisiensi,” kata Setyo.

“Jangan biarkan tim terlalu banyak, ada protokol, ada Spris, ada ADC, ada operator, pengemudi, pengemudi bersama, pilot dan sebagainya, begitu banyak,” katanya.

Setyo mengatakan bahwa banyak protokol akan mengalir anggaran.

“Bayangkan jika semua orang mendapat honorarium perjalanan resmi, itu saja, kemarin saya pergi ke Magelang, hanya mereka berdua, terima kasih Tuhan, tidak masalah,” katanya.

Skor MCP

Di sesi media pintu, Setyo mengatakan bahwa skor MCP 2024 adalah 76. Sampai satu titik dari tahun sebelumnya.

Skor MCP KPK adalah hasil dari pengukuran tata kelola dalam konteks mencegah korupsi. Peluncuran MCP serta memastikan bahwa standar tata kelola minimum yang lebih bertanggung jawab dan efisien dapat digunakan di semua wilayah.

Dalam menjalankan program ini, KPK bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Badan Keuangan dan Pengembangan (CPC).

“Kemudian skor dari penilaian pada tahun 2024 mendapat skor 76. Jadi, skor ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya memiliki peningkatan 1 poin dari 75 menjadi 76,” kata Setyo.

MCP memotret delapan bidang fokus, termasuk perencanaan, anggaran, pengadaan barang/jasa, layanan publik, pengawasan internal, manajemen ASN, manajemen properti regional (BMD) dan optimasi pajak lokal.

“Kami berterima kasih kepada semua pemerintah daerah di kedua wilayah, pertengahan kota dan wilayah regional yang telah bekerja untuk meningkatkan 8 area fokus.

Setyo menekankan pada akuisisi barang/jasa yang nilainya jauh dari apa yang diharapkan, 68. Dia mengingatkan bahwa kepala regional yang dipilih dapat menekankan semua eksekutif barang dan jasa untuk meningkatkan transparansi.

“Faktanya, kami mendorong pendapatan yang dikonsolidasikan,” katanya.

Inspektur Kepala Kementerian Dalam Negeri Sang Made Mahendra Jaya menghargai langkah -langkah KPK yang terkait dengan pekerjaan anti -korupsi. Pada kesempatan ini, ia mengatakan keberhasilan wilayah itu juga merupakan peran utama dalam pengawasan internal pemerintah (APIP).

“Mengenai masalah ini, peran APIP juga merupakan kunci karena penampilan wilayah tersebut sebagian besar menentukan bagaimana profesionalisme dari APIP, kami mencari dukungan dari KPK,” katanya.

Sementara itu, wakil kepala BPK untuk pengawasan implementasi keuangan regional Raden Suhartono menjelaskan bahwa pembangunan MCP adalah bentuk kerja sama sinergi dan pengawasan, terutama dalam kaitannya dengan anti -korupsi di wilayah tersebut.

Dia berharap bahwa kerja sama KPK, Kementerian Dalam Negeri dan BPK dapat mengurangi korupsi di daerah tersebut.

“Peran kami, terutama CPCP, adalah salah satu dari mereka yang ditugaskan untuk menjamin kualitas implementasi MCP di daerah tersebut. Secara kebetulan, delapan bidang yang difokuskan oleh MCP sebagian besar menjadi fokus BPK,” kata Raden.

“Salah satunya terkait dengan perencanaan pengadaan, sehingga optimasi pendapatan lokal, di mana sebagian besar pemerintah daerah masih bergantung pada sumber pembiayaan dari dana transfer regional,” katanya.

(FRA/FRA/RYN)