Jakarta, Pahami.id —
Kemiskinan merajalela Myanmar sejak pemerintahan negara itu dikendalikan oleh junta militer setelah kudeta tiga tahun lalu. Masyarakat di Tanah Air putus asa menghadapi kemiskinan, bahkan ada yang melakukan hal ekstrem seperti menjual organ tubuh secara ilegal dan sukarela.
Menurut laporan eksklusif CNN Dirilis pada Jumat (30/8), warga Myanmar yang putus asa berbondong-bondong menawarkan ginjalnya di Facebook. Maung Maung (nama samaran) termasuk salah satu yang melakukan hal itu.
“Saat itu, saya merasa hidup sangat sulit. Tidak ada cara lain bagi saya untuk bertahan hidup selain merampok atau membunuh orang demi uang,” kata Maung Maung, seperti dilansir CNN, Jumat (30/8).
“Istri saya juga sama, dia tidak ingin hidup di dunia ini lagi. Tapi demi putri kami, kami bertahan,” lanjutnya.
Maung Maung awalnya kesulitan karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan setelah dibebaskan oleh junta militer. Situasi ini diperparah karena keluarga Maung Maung terlilit hutang selama ia berada di penjara.
Merasa putus asa, ia akhirnya membuka Facebook dan menawarkan ginjalnya di media sosial. Pada Juli 2023, Maung Maung akhirnya terbang ke India untuk operasi transplantasi.
Ginjalnya dibeli pengusaha kaya keturunan Tionghoa-Myanmar dengan harga hingga 10 juta kyat Myanmar atau Rp 73,9 juta (1MMK=Rp 7,35). Jumlah tersebut lebih dari dua kali lipat pendapatan tahunan rata-rata di Myanmar.
Namun, Maung Maung bukan satu-satunya warga miskin Myanmar yang melakukan hal semacam ini. Ia mengaku melihat banyak warga Myanmar melakukan hal serupa setelah menjalani transplantasi ginjal.
Faktanya, di rumah sakitnya, dia menemukan warga negara Myanmar yang sedang dalam masa pemulihan dengan jahitan yang sama seperti Maung Maung di perut mereka.
“Ketika saya pergi ke toilet, saya melihat orang-orang Myanmar dan ketika saya pergi ke suatu tempat di dekatnya, ada lebih banyak orang Myanmar,” kata Maung Maung.
Laporan investigasi CNN menemukan bahwa metode ini umum digunakan oleh masyarakat miskin di Myanmar. Penjualan organ tubuh dipilih sebagai jalan pintas agar tidak terjebak dalam lingkaran kemiskinan.
Mereka menawarkan organ kepada orang-orang kaya di Facebook. Transaksi tersebut kemudian difasilitasi oleh agen untuk pergi ke India untuk transfer ilegal karena melanggar hukum di kedua negara.
Faktanya, menurut laporan tersebut, ada tiga grup Facebook berbahasa Myanmar yang membahas jual beli organ. Transaksi tersebut juga melibatkan akun-akun yang sangat mencurigakan baik sebagai penjual, pembeli, dan agen.
Sementara itu, Meta, perusahaan yang menaungi Facebook, mengatakan grup yang terkait dengan transaksi tersebut telah dihapus. Namun pihak perusahaan tidak memberikan klarifikasi lebih lanjut terkait tren yang terjadi di Myanmar.
(frl/akhir)