Jakarta, Pahami.id —
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku menindak dua anak buahnya setelah terbukti melakukan pelanggaran netralitas internal. Pilkada Serentak 2024.
Hal itu disampaikan Listyo dalam rapat kerja Komisi II DPR, Senin (11/11). Menurut Listyo, mereka masing-masing dari Polda Sulut dan Polda Sulsel.
Hingga saat ini, kami telah menindak dua anggota Polri yang melakukan pelanggaran terkait netralitas, kata Listyo.
Secara umum, Listyo menegaskan pihaknya kini sudah mengeluarkan telegram yang meminta seluruh anggota Polri tetap netral pada pilkada mendatang. Menurut dia, surat tersebut sesuai dengan Pasal 28 UU Polri.
Listyo meminta masyarakat tidak segan-segan melaporkan dugaan pelanggaran privasi anggotanya. Menurut dia, laporan bisa disampaikan ke Polri, Bawaslu, atau lembaga sejenis.
“Jika ada laporan terkait pelanggaran yang dilakukan anggota, mohon diteruskan ke Propam, Bawaslu, atau lembaga lainnya,” ujarnya.
Mengungkapkan 202 area yang berpotensi menimbulkan kekacauan
Lebih lanjut Listyo mengungkapkan, total ada 202 daerah yang masuk radar pemantauan karena potensi panas dan ricuh pada Pilkada 2024. Menurut Listyo, jumlah daerah tersebut berdasarkan fakta bahwa pasangan calon (Paslon) hanya ada dua. siapa yang akan bertanding. Dibandingkan daerah lain, dua paslon lebih berpotensi panas.
“Ada 202 daerah yang memiliki dua calon, tentunya potensi besar untuk terekspos karena akan terjadi pertarungan langsung yang tentunya akan lebih panas dibandingkan lebih dari dua calon,” ujarnya. .
Listyo menjelaskan, pelaksanaan pilkada serentak yang baru pertama kali dilaksanakan akan berdampak besar terhadap keamanan. Oleh karena itu, dia memahami permasalahan ini harus menjadi perhatian serius Polri. Listyo menjelaskan, 37 provinsi, 93 kota, dan 415 kabupaten kota akan menyelenggarakan pilkada serentak. Dari daerah tersebut, total terdapat 203 juta daftar pemilih tetap dengan 1.557 pasangan calon.
Selain 22 daerah yang akan mempertemukan calon secara langsung, ada juga 37 daerah yang akan mempertemukan calon tunggal. Dengan kondisi tersebut, Polri, kata Listyo, juga memperhatikan potensi terpilih kembali jika kotak kosong menang.
“Dan kalau kotak kosong yang menang tentu ada pilkada ulang yang harus dilaksanakan setahun kemudian, ini yang menjadi perhatian kita,” ujarnya.
Listyo mengatakan, pihaknya telah menyusun indeks kerawanan pilkada dengan 202 daerah yang masuk sebagai daerah dengan potensi kerawanan tinggi. Ia mengaku sudah memerintahkan seluruh Kapolda untuk melaksanakan operasi Mantapraja dan menyediakan pasukan cadangan jika diperlukan dari Mabes Polri.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh marga kehormatan
Rapat Kerja (Raker) Komisi III DPR bersama Kapolri dihadiri ‘Fraksi Kehormatan’ yang merupakan mahasiswa sejumlah perguruan tinggi dari berbagai daerah, Senin (11/11).
Di hadapan Kapolri, Ketua Komisi III DPR Habiburokhman memperkenalkan mahasiswa sebagai kelompok kehormatan. Mereka menghadiri rapat dari balkon ruang rapat Komisi III DPR.
Sebelumnya saya sampaikan kepada Irjen Pol bahwa rapat kerja ini juga dihadiri oleh Fraksi Kehormatan, kata Habib.
Habib merinci beberapa universitas mulai dari Binus Jakarta, UPN Veteran Jakarta, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Islam Riau, Universitas Hasanuddin, Makassar.
“Ada juga dari Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Timur, jadi kalau mau seperti ini bisa ke Paman Dewan. Ada Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma,” kata Habib.
Meski tak berkesempatan berbicara langsung, kata Habib, ia mempersilakan mahasiswa dari berbagai kampus untuk mengajukan pertanyaan kepada anggota dewan.
Rapat Komisi III DPR dihadiri Kapolda se-Indonesia dan membahas beberapa isu strategis. Berbagai permasalahan muncul mulai dari keamanan pilkada provinsi, perjudian online, narkoba, hingga KKB.
(thr/DAL)