Yogyakarta, Pahami.id –
Sejumlah platform media sosial yang lewat terlambat Kementerian Luar Negeri (Kementerian Luar Negeri), Arya Daru Persiunan ALIAS ADP dikatakan telah aktif baru -baru ini.
Arya Daru ditemukan dalam kondisi tak berdaya dengan wajah terpisah atau selotip Yellow Channel di sebuah rumah kos di Gondangdia Road, Menteng, Central Jakarta pada hari Selasa (8/7).
Penasihat hukum keluarga Daru Nicholay Aprilindo mengatakan istri almarhum Meta Ayu Puspitranti mengatakan dia menemukan akun Instagram Daru aktif beberapa kali.
Demikian pula, pesan yang dikirim ke nomor WhatsApp beberapa kali yang lalu juga ‘dikirim’.
Mereka juga mempertanyakan pernyataan polisi ketika mereka mengungkapkan hasil kasus kematian Daru pada akhir Juli 2025 bahwa ponsel yang dimiliki oleh almarhum telah hilang dan belum ditemukan.
“Kami baru saja mendapat informasi dari istrinya, keluarganya yang Instagram dari almarhum saat ini sedang berlangsung.
“Dan salah satu fakta lainnya adalah, istri atau keluarga almarhum, dia mencoba mengirim pesan singkat melalui whatsapp, dan (status) memeriksa dua.
Nicholay tidak lagi meminta keluarga untuk mencari tahu lebih banyak tentang dua media sosial yang meninggal.
Namun, yang jelas adalah bahwa keluarga mencoba mengulangi dua media sosial di keduanya.
“Sekarang sudah dinonaktifkan,” katanya.
Dalam konferensi pers ini, ayah kandung ayah bernama Subaryono pertama kali muncul di hadapan media. Dia juga mengungkapkan alasan yang tidak disuarakan karena kondisi psikologis istrinya, serta kesehatan istrinya atau ibu Daru yang masih tidak mungkin setelah operasi kanker usus besar.
Pada akhir Juli, Direktorat Polisi Metropolitan Jakarta, Pahlawan AKBP Satya Triputra, mengatakan bahwa ponsel Samsung S22 yang digunakan setiap hari oleh Daru masih dicari oleh penyelidik. Ponsel terakhir terdeteksi di Grand Indonesia Mall, Central Jakarta.
Pahlawan mengakui bahwa sulit untuk menemukan atau melacak ponsel karena dalam keadaan mati atau mati.
Sejauh ini polisi hanya berhasil memperoleh ponsel lama Arya, Samsung Note 9 yang pertama kali diaktifkan pada tahun 2019. Hasilnya menunjukkan bahwa ponsel kemudian dihidupkan kembali pada September 2022.
Dari Samsung Note 9, polisi menemukan bahwa jejak digital Daru telah mengirim e -mel tentang keinginannya untuk bunuh diri, dikirim ke salah satu penyedia layanan dukungan amal untuk depresi dan putus asa. Termasuk mereka yang dapat menyebabkan bunuh diri.
Segmen negosiasi pertama pada tahun 2013, dari 20 Juni hingga 20 Juli. Spesialis Digital Digital Forensik Ipda Saji Purwanto mengatakan dia telah menyampaikan temuan kepada penyelidik yang menangani kasus ini.
Selain itu, segmen kedua pada tahun 2021, dari 24 September hingga 5 Oktober 2021.
“Pengiriman adalah 9 segmen. Intinya sama, ada niat kuat untuk bunuh diri karena masalahnya,” kata Saji pada konferensi pers di Polisi Metropolitan Jakarta pada Selasa (29/7).
(FRA/KUM/FRA)