Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Benyamin Netanyahu dapat melanjutkan invasi Israel ke Gaza dengan bantuan Amerika Serikat, jika gencatan senjata tahap kedua tidak tercapai.
Salah satu ajudan PM mengatakan pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam pertemuan dengan kabinet keamanan Israel pada Jumat (17/1).
“Dia [Netanyahu] dijamin oleh pemerintah [Joe] Biden dan pemerintahannya [Donald] “Trump, jika negosiasi tahap kedua gencatan senjata dan perjanjian penyanderaan gagal, dan tuntutan keamanan Israel tidak dipenuhi, Israel akan melanjutkan perang di Gaza dengan dukungan AS,” laporan Axios mengutip pernyataan ajudan tersebut.
Hamas dan Israel menyetujui gencatan senjata pada Rabu (15/1). Perjanjian tersebut mencakup tiga fase.
Tahap pertama gencatan senjata akan berlangsung selama 42 hari dan mencakup pembebasan 33 sandera, sejumlah warga Palestina yang dipenjara oleh Israel, penghentian serangan dan lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.
Selain itu, pasukan Israel harus ditarik dari seluruh wilayah di Gaza, dan warga Palestina dapat kembali ke lingkungan mereka.
Fase kedua diharapkan dapat mengakhiri perang dan menjadikan gencatan senjata permanen. Pada tahap ini, para sandera yang masih hidup akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan sekitar 190 tahanan Palestina di Israel.
Fase kedua juga mencakup penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Tahap ketiga adalah pemulangan jenazah dan jenazah sandera serta pelaksanaan rencana rekonstruksi Gaza.
Terkait gencatan senjata ini, kabinet Israel menyetujuinya setelah perdebatan selama beberapa jam dalam pertemuan Jumat malam waktu setempat.
Dalam pertemuan tersebut, 24 anggota kabinet Israel menyetujui gencatan senjata, dan delapan lainnya menentangnya.
Israel telah melancarkan invasi ke Gaza sejak Oktober 2023. Selama operasi tersebut mereka menembaki penduduk dan objek sipil.
Invasi Israel telah menyebabkan lebih dari 46.000 warga Palestina tewas dan ratusan fasilitas umum hancur total.
(isa/dna)