Berita – Israel Beri Jeda Evakuasi 6 Jam Bagi Warga Jalur Gaza

by

Jakarta, Pahami.id

Angkatan Pertahanan Israel memberi orang lebih banyak waktu Semenanjung Gaza untuk berpindah dari utara ke selatan.

Pemindahan dilakukan pada saat rehat kemanusiaan mulai pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat.

IKLAN

GULIR UNTUK MELANJUTKAN KONTEN

“Wilayah Jalur Gaza dianggap sebagai medan pertempuran sengit dan waktu hampir habis untuk evakuasi. Bergabunglah dengan ratusan ribu orang yang mengindahkan seruan tersebut dan bergerak ke selatan dalam beberapa hari terakhir,” kata juru bicara IDF Avichay Adraee di X, seperti dikutip CNNJumat (10/11).

Jeda kemanusiaan selama enam jam ini dibuka di sepanjang Jalan Salah Al-Deen, jalur yang sama dengan jalur evakuasi Kamis (9/11) lalu.

Menurut pemerintah Israel dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ribuan warga Gaza juga berbondong-bondong pindah ke selatan dalam beberapa hari terakhir.

Pada Selasa (7/11), militer Israel merilis video yang memperlihatkan warga sipil yang terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang tua berjalan di sepanjang jalan sambil membawa kartu identitas dan bendera putih.

Mereka melakukan perjalanan melalui Jalan Salah Eddin, salah satu dari dua jalan raya utama di Gaza yang menghubungkan utara dan selatan daerah kantong tersebut, untuk bergerak ke selatan dari utara.

Mereka berjalan bermil-mil di tengah mayat-mayat yang tergeletak dan tank-tank Israel yang berjaga.

“Itu sangat menakutkan. Kami mengangkat tangan dan terus berjalan. Banyak sekali dari kami yang memegang bendera putih,” kata Ola al-Ghul, seorang warga Gaza, kepada AFP.

Pengumuman evakuasi enam jam tersebut disampaikan setelah juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan pada hari Kamis bahwa Israel “akan mulai menerapkan jeda empat jam setiap hari di Jalur Gaza utara.”

Belum diketahui apakah keputusan ini merupakan hal baru atau pernah dilakukan Israel sebelumnya. Namun yang jelas Israel tidak pernah menyetujui gencatan senjata di Gaza.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan, bersamaan dengan pernyataan Kirby, yang menegaskan bahwa “tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan tahanan.”

Namun, awal pekan ini ia membuka kemungkinan adanya “jeda taktis kecil” selama beberapa jam di Gaza untuk memungkinkan warga mengungsi dan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang masih terisolasi.

(blq/baca)