Berita Houthi Ancam Lanjut Serang Kapal Israel Bila Blokade Bantuan ke Gaza

by


Jakarta, Pahami.id

Milisi Yaman Houthi memberi Israel Batas waktu empat hari untuk membatalkan pembatasan bantuan Gaza. Jika perintah itu diabaikan, Houthi mengancam untuk melanjutkan operasi Angkatan Laut melawan Israel.

Houthi telah meluncurkan lebih dari 100 serangan yang menargetkan pengiriman dengan kapal sejak November 2023, dengan mengatakan mereka adalah polidaritas dengan Palestina untuk Perang Israel dengan Hamas di Gaza.


Selama waktu itu, mereka menenggelamkan dua kapal, menyita satu kapal, dan membunuh setidaknya empat pelaut dalam serangan yang mengganggu pengiriman global.

Ini telah memaksa perusahaan untuk beralih rute ke perjalanan yang semakin mahal di Afrika Selatan.

“Kami akan memberikan batas empat hari. Batas waktu ini adalah untuk mediator (senjata Gaza) untuk upaya mereka,” kata Al-Houthi, yang dikutip oleh Reuters.

“Jika musuh Israel setelah empat hari terus memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza dan terus menutup persimpangan, kami akan melanjutkan operasi Angkatan Laut kami melawan musuh Israel,” katanya.

[Gambas:Video CNN]

Hamas juga menyambut pengumuman Houthi.

“Keputusan yang berani, adalah perpanjangan dari dukungan dan bantuan yang mereka berikan selama perang 15 bulan di Gaza,” kata Hamas.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah memblokir bantuan kemanusiaan ke Gaza, Jalan Palestina, selama bulan suci Ramadhan.

Pada hari Minggu (2/3), kantor Netanyahu mengatakan bahwa semua barang dan persediaan memasuki Jalur Gaza mulai sekarang.

Ini karena Hamas menolak proposal gencatan senjata sementara yang ditawarkan oleh Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah Steve Witkoff.

Dia menawarkan saran bahwa fase pertama gencatan senjata Israel-Hamas diperpanjang selama 50 hari sampai liburan Ramadhan dan Paskah.

Israel telah menerima proposal itu, tetapi Hamas menolak karena dia merasa bahwa Israel hanya ingin warganya dibebaskan tetapi masih ingin melanjutkan perang.

Bahkan, menurut perjanjian yang disetujui, Israel dan Hamas harus menjalankan gencatan senjata tiga fase.

Fase pertama berlangsung selama 42 hari termasuk pelepasan sandera wanita, anak -anak, penghentian serangan, untuk pengenalan lebih banyak bantuan kemanusiaan.

Fase kedua mencakup kesepakatan tentang gencatan senjata permanen.

Dalam fase itu, Israel dan Hamas harus setuju untuk menghentikan perang secara permanen dan sebagai gantinya Hamas akan melepaskan tebusan orang -orang yang masih hidup, baik warga sipil maupun militer.

Israel juga harus membebaskan beberapa tahanan Palestina yang disetujui dan menarik tentara penuh dari Gaza.

Kemudian, pada fase ketiga, kedua belah pihak harus mengembalikan mayat dan residu dari tubuh tebusan. Rencana Rekonstruksi Gaza juga akan diimplementasikan dalam fase ini.

Israel dan Hamas sendiri telah menjalankan fase pertama, yang secara resmi berakhir pada hari Minggu (2/3) sejak 19 Januari.

Hari ini, Israel alih -alih melanjutkan fase kedua alih -alih terus memperpanjang fase pertama sesuai dengan proposal Witkoff.

(Fby/reuters/chri)