Berita Habis Didemo, Natalius Pigai Temui Kepala Daerah Papua Tengah

by
Berita Habis Didemo, Natalius Pigai Temui Kepala Daerah Papua Tengah


Jakarta, Pahami.id

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai Mengadakan pertemuan terbatas dengan Gubernur Papua Central, anggota regional dan distrik DPRD, Bupati Diamond Jaya dan Bupati Puncak di Bali pada hari Jumat (6/6).

Pertemuan diadakan setelah kantor Kementerian Hak Asasi Manusia ditentang pada hari Selasa (3/6).

Bersama dengan Gubernur, Regentes dan DPRD dari wilayah Papua Tengah secara khusus membahas kondisi di Intan Jaya dan Distrik Puncak karena konflik bersenjata yang menyebabkan para korban, yang keduanya meninggal, terluka, hilang atau gelombang pengungsi.


Pigai mengatakan kementeriannya merespons dengan serius dalam situasi di Papua dalam kerangka dan tujuan, untuk mewujudkan kedamaian tanah Papua melalui upaya perdamaian dan perdamaian.

“Pertemuan ini kami memegang gelar selain saya ingin mendapatkan informasi dari lapangan melalui gubernur, DPRD dan rezim, serta untuk memastikan upaya penanganan yang tepat sehingga situasinya disebabkan oleh konflik, terutama di dua wilayah, Puncak dan Intan Jaya dapat diselesaikan,” kata Pigai dalam sebuah pernyataan pers pada hari Sabtu (7/6).

“Selain itu, kami dan pemerintah daerah kedua ingin mendorong langkah perdamaian untuk perdamaian di Papua,” katanya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, Pigai mengatakan bahwa saat ini ada 60 ribu anggota masyarakat dari Intan Jaya dan Puncak yang ditransfer ke daerah perkotaan seperti Nabire dan Timics. Faktanya, ada dua distrik: Sinak (Puncak Kabupaten) dan Hitadipa (Intan Jaya) bahwa seluruh komunitas telah ditransfer.

“Jadi, kedua area ini benar -benar kosong. Tidak ada lagi orang karena semuanya telah ditransfer,” katanya.

Kementerian Hak Asasi Manusia, yang sedang berlangsung, dalam waktu dekat akan pergi ke lapangan untuk memastikan bahwa penanganan pengungsi dilakukan dengan baik, dan mendorong upaya perdamaian untuk mewujudkan perdamaian di tanah Papua.

“Kami pasti akan menjadi jembatan bagi kementerian lain di pusat untuk bersama dengan pemerintah daerah ke lokasi pengungsi dalam konteks memenuhi dua kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang mereka,” kata Pigai.

Massa tindakan yang termasuk dalam Moni Mahasiswa dan Asosiasi Mahasiswa (IPMMO) di Java-Bali mengadakan demonstrasi di depan gedung Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM). (Pahami.id/Adi Ibrahim)

Selama pertemuan tersebut, pemerintah daerah juga mempresentasikan rencana untuk memfasilitasi pihak berwenang untuk mendirikan kantor penjaga sehingga mereka tidak akan lagi membuat gereja atau rumah klasik sebagai posisi militer.

“Gubernur dan rezim juga menyajikan rencana pengembangan pasca-pasca yang akan mereka sederhanakan, termasuk kemudian mencari tanah mereka sehingga mereka dapat digunakan sebagai tempat untuk mengatur pos TNI dan pengontrol post post,” kata Pigai.

Selain mempertanyakan konflik, Pigai juga mendengar masalah -masalah lain seperti implementasi Program Nutrisi Gratis (MBG) untuk pembangunan yang direncanakan oleh Sekolah Rakyat dan Infrastruktur Jalan Trans Papua.

Hal lain yang juga dibahas adalah konflik sosial di distrik Pungak Jaya karena pemilihan. Menurut Pigai, upaya diperlukan untuk perdamaian dan rehabilitasi rehabilitasi melalui denda adat dan kepastian pemerintah pusat untuk segera membuka rezim/wakil bupati.

Sementara terkait dengan masalah pembangunan di Papua, Pigai menyatakan bahwa kementeriannya akan ditangani dengan berkomunikasi dengan kementerian teknis lainnya.

“Yang pasti adalah bahwa kita dan pemerintah daerah memiliki niat yang sama untuk mewujudkan tanah perdamaian Papua melalui perdamaian dan perdamaian, yang paling penting,” katanya.

Pigai menambahkan bahwa Kementerian Hak Asasi Manusia sedang mempersiapkan Papua Working Group (Pokja). Kemudian, semua masalah yang terkait dengan Papua akan dibahas melalui Pokja.

“Segera kelompok kerja Papua dibentuk dan terus bekerja.

(Ryn/asr)