Berita Gus Ipul Tekankan Pentingnya Kesalehan Sosial Menuju Muslim Kuat

by


Jakarta, Pahami.id

Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Akrab bernama Gus Ipul mengatakan bahwa dalam pelayanan yang tepat sering disebut sebagai jihad. Jihad dalam hal ini dilakukan dengan dua cara “Bi Amwalikum Wa Anfusikum”, dengan kekayaan dan jiwa Anda.

Matt -ِاه Hook بِامۡوالِكُ ?? ES ukul ukul

“… dan bepergian dengan kekayaan dan jiwamu di jalan Tuhan. Itu lebih baik untukmu jika kamu tahu.” (QS: at-tauba: 41).


Gus Ipul berlanjut, dalam konteks ini al -Quran selalu menyebutkan kata “amwalikum” (harta karun Anda) sebelum “anfusikum” (jiwa Anda). Al -qur’an mengajarkan untuk sengsara dengan kekayaan di hadapan jiwa.

Namun, realitas yang paling umum adalah kebalikannya. Banyak orang rela mengorbankan hidup mereka tetapi tidak mau mengorbankan kekayaan mereka. Mereka sering mengorbankan kesehatan, tubuh dan jiwa, untuk kekayaan.

“Layanan dengan aset dalam Islam lebih cenderung menjadi layanan bagi jiwa.

Dalam ayat -ayat al -qur’an yang menggambarkan karakteristik orang -orang yang sering disebutkan tentang Zakat atau Infaq di jalan Allah Yang Mahakuasa sebagai salah satu tanda.

Awal Surah menyebutkan karakteristik Taqwa sebagai orang yang percaya pada yang tidak terlihat, menjunjung tinggi doa untuk melepaskan Infaq dan percaya pada buku -buku sebelumnya.

Momentum Ramadhan, yang berlanjut ke Gus Ipul, adalah peluang besar untuk memperkuat kesalehan sosial. Nabi Muhammad menyebut bulan ini “bulan kesabaran, bulan pengampunan, dan bulan berbagi” atau (Syahrul Muwaatat).

Bulan ini, orang kaya tidak hanya perlu berbagi kekayaan mereka dengan orang miskin. Dia juga harus berempati dengan penderitaan mereka. Orang yang beruntung perlu berbagi kebahagiaan dengan orang miskin.

Tuhan berkata, “Puasa hanya untukku.” Puasa hanya didedikasikan untuk Tuhan. Tidak ada kinerja terbesar selain makhluknya.

Mencintai Tuhan, hanya bisa dilakukan dengan mencintai manusia. Oleh karena itu, tindakan Tuhan yang paling dicintai dalam “bulan berbagi”, bukan hanya penyembahan ritual individu, tetapi juga penyembahan yang berbagi kebahagiaan dengan banyak orang.

“Islam mendorong para pengikutnya untuk bersosialisasi secara sosial,” katanya.

Kemudian, pekerjaan sosial harus selalu dipandu oleh dasar filosofi ini. Kelompok target yang sering disebutkan dalam dua belas kelompok (dirangkum dalam 12 PA), dapat menjelaskan sekelompok orang yang berhak atas perlindungan nasional. Hak -hak mereka dijamin oleh Konstitusi.

Terutama dalam upaya untuk membantu memberdayakan mereka untuk beralih dari jalan yang tumbuh ke kehidupan yang lebih bebas dan lebih bahagia.

Dalam kelompok yang terkait dengan perlindungan, pemulihan dan pemberdayaan anak -anak yang bermasalah, misalnya, juga memiliki sandaran agama. Itu, kita harus memperhatikan mereka.

Karena, Tuhan pertama -tama mengingatkan anak -anak dengan masalah akan menjadi masalah serius dalam proses menyediakan generasi yang hebat, jika tidak segera diperlakukan.

;
[ النساء: 9]

“Dan harus takut pada Tuhan orang -orang yang jika mereka meninggalkan mereka adalah anak -anak yang lemah, yang mereka khawatirkan tentang kebajikan mereka, jadi mereka harus takut kepada Tuhan dan mereka harus mengucapkan kata -kata yang tepat.” [Nisa: 9]

Kesadaran agama penting bagi kita yang dikenal sebagai agama, ajaran orang -orang percaya Allah yang kuat untuk mencintai dari yang lemah, harus menjadi kesadaran bersama.

الْـم (الْق atau orous وِيُّ خ œ œ ْأ Aiki إِإِ إِلـى الله

“Orang percaya yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Tuhan daripada orang -orang percaya yang lemah, dan dalam keduanya.” (Al Hadis). Artinya, orang yang dicintai Tuhan adalah orang yang memiliki kesadaran, menyenangkan ingin meninggalkan situasi “menerima” untuk menjadi “pemberi”.

Oleh karena itu, pada akhir bulan Ramadhan, sebelum doa Idulfitri, semua Muslim, kaya atau miskin, sakit atau sehat, pria dan wanita, dengan kebutuhan khusus untuk tidak, jauh atau tidak, bahkan bayi baru lahir, diharuskan mengeluarkan properti mereka untuk membayar zakat.

Ibadah dan kewajiban untuk membayar zakat, menunjukkan bagaimana semua Muslim diharuskan untuk memberdayakan diri mereka sendiri, bahkan dengan begitu banyak liter beras.

(Inh)