Daftar isi
Jakarta, Pahami.id —
Presiden Filipina, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr, mengaku dirinya terancam hukuman mati karena kasus narkoba, Mary Jane Velosoakan dikeluarkan dari Indonesia.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Ukraina ditutup sementara. setelah menerima ancaman serangan udara.
Berikut komentar International Flash hari ini, Kamis (21/11).
Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos mengklaim bahwa tahanan penyelundup narkoba Filipina Mary Jane Veloso akan dibebaskan dari Indonesia.
“Mary Jane Veloso pulang,” tulis Bongbong dalam unggahannya.
Bongbong mengatakan Mary Jane akan kembali ke Filipina, setelah lebih dari satu dekade melakukan diplomasi dan negosiasi Filipina dengan pemerintah Indonesia untuk menunda hukuman matinya.
Dia mengaitkan keputusan pembebasan Mary Jane dengan kerja sama yang mendalam dengan Indonesia. Meski begitu, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan RI memastikan Mary Jane masih mendekam di Lapas Yogyakarta.
Rusia mengancam akan menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan rudal jarak jauh pertama Ukraina yang diluncurkan dalam invasi dan penggunaan rudal jarak jauh dari Amerika Serikat.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa (19/11) mengatakan serangan itu bisa menjadi konfirmasi bagi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir.
“Ya, doktrin (nuklir kami) mengizinkannya,” kata Peskov pada konferensi pers di Moskow.
Doktrin nuklir yang dimaksud Peskov mengacu pada kebijakan Rusia dalam penggunaan senjata nuklir yang baru-baru ini diperbarui dan diperluas oleh Presiden Vladimir Putin pada Selasa (19/11).
Doktrin yang diperbarui memungkinkan Rusia menyerang Amerika Serikat dan negara-negara Barat dengan menggunakan senjata nuklir. Pasalnya, dalam doktrin ini, Rusia akan melihat setiap serangan dari negara non-nuklir yang didukung oleh negara nuklir sebagai serangan bersama.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kyiv, Ukraina, menghentikan operasinya setelah mendapat informasi adanya ancaman serangan udara pada Rabu (20/11).
Melalui situsnya, Kedutaan Besar AS menyatakan operasi mereka hari ini dihentikan dan seluruh staf kedutaan diminta berlindung.
“Kedutaan Besar AS di Kyiv telah menerima informasi spesifik mengenai ancaman serangan udara pada tanggal 20 November. Untuk berjaga-jaga, Kedutaan Besar akan ditutup dan pegawai Kedutaan telah diinstruksikan untuk berlindung,” kata Kedutaan Besar AS dalam sebuah pernyataan. pernyataannya, seperti dikutip AFP.
Kedutaan Besar AS juga mengatakan warga Amerika di Ukraina disarankan bersiap untuk segera berlindung jika menerima pengumuman peringatan udara.
(tim/dna)