Jakarta, Pahami.id –
FBI menahan tersangka yang diduga menyediakan bahan kimia untuk membuat bahan peledak digunakan dalam serangan bom di Klinik Kesuburan California Mei lalu.
Taman Daniel Jongyon 32 tahun, ditangkap pada Selasa malam (3/6) di Bandara Internasional John F. Kennedy di New York ketika ia kembali dari Polandia.
Pengacara AS Bill Essayli mengatakan dalam konferensi pers pada hari Rabu bahwa Park mengirim 180 pon ammonium nitrat ke Guy Bartkus, yang meledak Pusat Pembangunan Amerika di Palm Springs. Essayli mengungkapkan bahwa Park memesan tambahan 90 pound yang dikirim secara terpisah ke Bartkus.
Kemudian, Bartkus mengendarai mobil yang berisi bom ke klinik pada 17 Mei dan meniupnya, bunuh diri, melukai beberapa orang, dan menghancurkan klinik dan bangunan di sekitarnya.
Pejabat tanggap darurat mengatakan mereka dapat memasuki klinik yang runtuh dan menyelamatkan embrio pasien dan memulihkan listrik ke inkubator embrio.
Essayli menyebut ledakan sebagai serangan teroris.
Park dituduh memberi dan berusaha memberikan dukungan material kepada teroris. Dia dijadwalkan untuk menghadiri sidang pertama pada hari Rabu di Pengadilan Distrik AS di Brooklyn, New York.
Essayli mengatakan amonium nitrat adalah bahan baku eksplosif yang dapat digunakan untuk membuat bom buatan sendiri.
“Taman memiliki resep ledakan yang mirip dengan ledakan Kota Oklahoma,” kata Akil Davis, direktur FBI yang bertanggung jawab atas kantor lapangan Los Angeles, diluncurkan CNNRabu (5/6).
Davis mengatakan bahwa Park dan Bartkus memiliki ideologi yang sama. Dia mengatakan Park sedang mencoba merekrut orang lain dengan ideologi yang sama di forum online sejak 2016.
Dia menduga Bartkus bukan salah satu rekrutan Park, tetapi dikomunikasikan dengan Park tentang keyakinan mereka yang sama.
Essayli mengatakan keduanya diyakini menargetkan klinik kesuburan karena ideologi anti-kehidupan mereka.
“Mereka tidak percaya bahwa kehidupan baru harus diciptakan,” katanya.
Davis mengatakan Park terbang ke Polandia pada 21 Mei, atau empat hari setelah insiden itu. Dia kemudian ditahan oleh otoritas Polandia pada 30 Mei, kemudian dikirim kembali ke Amerika Serikat.
“Kita harus mencoba mencegah hal ini terjadi lagi,” kata Davis. “Kami ingin mengetahui segalanya tentang ideologi yang terlibat dalam masalah ini, kami perlu mengetahui semua yang kami ketahui tentang siapa pun yang membantu ini, kami perlu menjaga keselamatan komunitas kami.”
(DMI/DMI)