Jakarta, Pahami.id –
Mantan Presiden Korea Selatan terguling, Yoon Suk Yeolmeminta para pendukungnya untuk menunjukkan dan membela keputusannya untuk mengumumkan darurat militer di Seoul tahun lalu.
Dalam keterangan yang disampaikan pengacaranya, Yoon mengatakan Korea Selatan adalah milik rakyat. Karena itu, ia meminta para pendukungnya menunjukkan “kemerdekaan” negara.
“Negara ini milik Anda, rakyat yang berdaulat,” kata Yoon melalui pengacaranya, Rabu (3/12), seperti dikutip AFP.
Dalam kesempatan yang sama, Yoon juga membela keputusannya untuk mengumumkan darurat militer tahun lalu sebagai upaya untuk melawan “kegiatan pro-China, pro-Korea Utara, dan pengkhianatan”.
Ia juga mengkritik presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, karena memimpin “kediktatoran yang tidak adil dan korup”.
Yoon saat ini berada di balik jeruji besi menyusul keputusannya untuk mengumumkan darurat militer di Korea Selatan pada 3 Desember 2024. Dia diadili atas tuduhan pemberontakan dan beberapa pelanggaran lain terkait deklarasi tersebut.
Yoon menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.
Rabu menandai satu tahun sejak Yoon mengumumkan darurat militer. Meskipun 12 bulan telah berlalu, Korea Selatan masih terpolarisasi secara politik karena perlambatan ekonomi, populasi yang menua, dan ancaman yang tiada henti dari Korea Utara.
Pada hari Rabu, ribuan orang berdemonstrasi di depan Majelis Nasional untuk menuntut agar Yoon dihukum secara adil. Namun, ada juga beberapa ratus orang yang menunjukkan dukungan terhadap mantan presiden tersebut.
Pengunjuk rasa anti-yoon umumnya menuntut agar Yoon dieksekusi.
“Untuk mencegah keadaan darurat seperti ini terjadi lagi, dia harus dieksekusi dan disingkirkan selamanya dari masyarakat,” kata Kim, seorang pengunjuk rasa. AFP.
Korea Selatan memiliki undang-undang yang memperbolehkan hukuman mati. Namun, sejak tahun 1997, Seoul telah memberlakukan moratorium. Artinya, Yoon tidak akan dijatuhi hukuman mati meski terbukti bersalah.
Selain Yoon, istrinya Kim Keon Hee juga ditangkap atas tuduhan korupsi, manipulasi pasar saham, dan rasa berpuas diri.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan mantan presiden dan ibu negara ditangkap.
Lusinan kroni Yoon, termasuk mantan kepala intelijen dan menteri dalam negeri, juga diadili atas tuduhan penghasutan. Seluruh uji coba terkait Deklarasi Darurat Militer dijadwalkan berakhir paling lambat Februari mendatang.
(BLQ/RDS)

