Jakarta, Pahami.id –
Serangkaian serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut pada Kamis (5/6) malam. Sebelumnya, tentara Israel mengatakan akan menargetkan kereta bawah tanah non -Hizbullah.
Bekas asap terlihat melompat dari Lebanon, tak lama setelah sejumlah besar orang meninggalkan daerah itu, menyebabkan kemacetan lalu lintas.
Wartawan AFP di kota itu mendengar setidaknya dua ledakan yang kuat, sementara kantor berita Lebanon Ani mengatakan hampir selusin serangan terjadi.
“IDF (militer Israel) sekarang menyerang unit target Hizbullah,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan tentang telegram.
Kurang dari dua jam sebelumnya, juru bicara Arab Israel Avichay Adraee telah memperingatkan media sosial bahwa penduduk di dekat fasilitas organisasi teroris Hizbullah harus segera pindah.
Dalam pernyataan terpisah, militer mengatakan akan segera menyerang lokasi infrastruktur produksi UAAV bawah tanah di Beirut.
Presiden Lebanon Joseph Aoun mengutuk invasi Israel dan mengatakan itu melanggar gencatan senjata pada 27 November. Dia juga menyoroti serangan pada malam sebelum liburan Muslim Iduladha.
Dia mengatakan serangan itu “bukti tak terduga dari penolakan terhadap agresor perdamaian yang adil di wilayah kami”.
Perdana Menteri Nawaf Salam juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk serangan itu sebagai pelanggaran kedaulatan Lebanon dan resolusi PBB 2006.
Israel dan Hizbullah yang didukung oleh Iran telah terlibat dalam permusuhan selama lebih dari setahun bersama dengan invasi kejam Israel ke Gaza. Puncak serangan itu terjadi ketika Israel dibom dan diserang melalui tanah Lebanon Selatan.
Gencatan senjata November bertujuan untuk mengakhiri pertempuran – yang membuat Hizbullah sangat lemah – tetapi Israel terus menyerang Lebanon selatan.
(AFP/VWS)