Daftar Isi
Jakarta, Pahami.id –
Mantan ketua DPRD Jawa Timur Pada saat yang sama, mantan ketua DPD PDI (PDIP) Kusnadi membantah berita bahwa itu hilang setelah tiga orang tak dikenal dibawa ke Madura.
Kusnadi menjelaskan penjelasannya ke kantor polisi Balongbendo, Sidoarjo, setelah ditemukan oleh putranya Teddy Kusdita di Bangkalan, Madura, Senin (9/6) sebelumnya pagi ini. Teddy menyebut ayahnya kebingungan tiba -tiba di Madura.
Meskipun Kusnadi sendiri menyangkal dia diculik atau tersesat, apalagi dianiaya.
“Aku tidak diculik. Aku tidak melarikan diri. Aku tidak akan hilang, aku tidak akan hilang, aku tidak diobati.
Kusnadi mengaku ke Madura untuk datang bersama teman -temannya untuk pulang dan mengunjungi sekolah asrama.
Dia mengaku bosan tinggal sendirian di peternakan ayamnya di Hamlet Wonokayun, Kampung Wonararang, Distrik, Balongbendo, Sidoarjo.
Karena dia tidak aktif di Jawa DPRD Timur, Kusnadi tidak tinggal di rumahnya di Asri Sidoarjo atau rumahnya yang lain di Surabaya. Dia memilih untuk tinggal di peternakan ayamnya di Balongbendo.
Dua minggu sebelum Idul Fitri, Kusnadi mengatakan beberapa temannya dari Madura sedang melakukan survei bisnis. Mereka juga tinggal di pertanian Kusnadi.
“Saya tinggal di pertanian, dan saya hidup sendiri. Lalu dua minggu sebelum pergi [ke Madura] Itu, seorang teman saya dari Purekasan, Madura, ia datang ke sini dalam sebuah survei, sebuah survei untuk membuka stan Madura, “katanya.
Rabu (4/6), Kusnadi yang kesepian akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan temannya kembali ke Madura. Selain merayakan Idul Fitri di sana, ia juga ingin menemukan obat -obatan alternatif yang ia alami dari kanker getah bening.
“Saya berbicara dengan teman ini. Bisakah saya sampai di tempat Anda. Ya mereka senang saya bergabung, tapi ya saya juga meminta untuk menemukan Wes Mbuh Suwuk (apakah obatnya), Damn Dung Soko Kiai Nang Kono (Apakah itu doa dari Kiai di sana) dan saya juga tinggal di sana di sekolah asrama, “katanya.
Tidak menghubungi keluarga
Mengenai dia bahwa keluarganya tidak dapat dihubungi, Kusnadi mengatakan bahwa ponselnya ditinggalkan di mobil temannya.
Ponsel Kusnadi juga terbawa selama beberapa hari di mobil temannya. Ponsel itu kemudian dikembalikan kepadanya Sabtu (7/6) dengan kekuatan kekuatan, dan hanya diaktifkan pada hari Minggu (8/6) pukul 23:00.
Ketika dia mengaktifkan ponselnya, Kusnadi terkejut dengan berita bahwa kepergiannya telah beredar. Dia kemudian memberi tahu keluarganya.
“Sudah ada konten yang saya katakan bahwa MasyaAllah luar biasa, saya berhenti untuk anak sejenak,” katanya.
Kusnadi juga mengklaim salah, dia mengatakan dia tidak mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya atau putranya ketika dia pergi ke Madura dan dia meminta maaf.
“Ya, tentu saja saya salah, yang berarti saya tidak memberi tahu keluarga saya, bukan karena saya tidak ingin memberi tahu Anda, tetapi itu adalah kondisi yang tidak dapat memberi tahu keluarga,” katanya.
Pada saat ini, Kusnadi mengatakan kondisinya dalam kondisi baik, dan dia kembali bersama keluarganya.
Laporan Polisi dibatalkan
Kepala Kepolisian Balongbendo AKP Sugeng Sulistiyono mengatakan berdasarkan laporan tentang laporan STPLKO/02/VI/2025/SPKT/East Java/SDA, Kusnadi ditemukan dalam keadaan sehat.
“Jadi berdasarkan informasi dari keluarga Anda Tonny Kusdita [anak Kusnadi] Untuk saudara Kusnadi, terima kasih Tuhan, dalam kesehatan yang baik, wal afiat pukul 01.00 WIB, “kata Sugeng.
“Dan hari ini [Kusnadi] Hadir di kantor polisi Balongbendo untuk membatalkan pelaporan. Karena orang yang dimaksud dengan keluarganya dan dalam keadaan yang sehat, “katanya.
Seperti diketahui, mantan ketua Java Timur dan ketua Java Timur PDI The DPD (PDIP) Kusnadi Perjuangan telah dilaporkan hilang sejak Rabu (4/6). Dia diduga dibawa atau diculik oleh tiga orang asing di Madura.
Ini diungkapkan oleh anak kedua Kusnadi, Teddy Kusdita Kunong. Dia mengatakan ayahnya dibawa oleh tiga orang asing dari rumahnya dan peternakan ayamnya di Wonokayun Hamlet, Kampung Wokarang, Distrik, Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur.
Kasus korupsi
Diketahui bahwa Kusnadi saat ini ditangkap dalam kasus-kasus korupsi dalam pengelolaan dana hibah untuk kelompok masyarakat (Pokmas) dari wilayah Java Timur APBD 2019-2022.
Ini adalah pengembangan kasus yang telah mempengaruhi mantan wakil ketua Java Timur Sahat Simanjuntak.
Dalam hal ini, KPK telah menamai 21 tersangka dalam kasus ini. Mereka juga diblokir oleh 21 orang untuk pergi ke luar negeri.
Mereka atas nama Kus (penyelenggara negara bagian/Anggota Parlemen Java Timur); AI (Penyelenggara Negara/Anggota East Java Region DPRD); AS (penyelenggara negara bagian/anggota wilayah Java Timur); BW, JPP, memiliki, dan Suk (pribadi).
Kemudian AR, WK, AJ, MAS, AA, AH (Pribadi) dan FA (Penyelenggara Negara/Kabupaten DPRD).
MAH (Penyelenggara Negara/Anggota Kabupaten Java Timur), JJ (Penyelenggara Negara/Anggota Probolinggo Regency DPRD), dan Aym, RWS, MF, AM, dan MM dari sektor swasta
(FRD/SU)