Berita Bayi di Gaza Tewas Kedinginan Gegara Cuaca Ekstrem

by
Berita Bayi di Gaza Tewas Kedinginan Gegara Cuaca Ekstrem


Jakarta, Pahami.id

Bayinya berumur dua minggu Semenanjung GazaPalestina, meninggal karena kedinginan akibat cuaca ekstrem di wilayah tersebut.

Bayi tersebut diberi nama Muhammad Khalil Abu Al-Khair, putra dari Eman Abu Al Khair. Wanita ini tak kuasa menahan kesedihannya saat membicarakan bayinya.


“Saya masih bisa mendengar tangisan kecilnya,” kata Eman Al Jazeera, Jumat (19/12).

Dia kemudian berkata, “Saya tertidur dan tertidur, tidak percaya bahwa tangisan dan kebiasaannya membangunkan saya di malam hari tidak akan pernah terjadi lagi.”

Eman lalu menceritakan momen-momen sebelum Muhammad pergi untuk selama-lamanya.

Saat itu, dia menidurkan bayinya. Eman kemudian memeriksa Muhammad untuk memastikan tidak terjadi apa-apa.

Muhammad tidur tanpa perlindungan yang layak. Dia terbaring di tempat penampungan dan mengenakan pakaian yang tidak pantas. Situasi terbatas ini terjadi akibat agresi brutal Israel.

“Badannya sedingin es. Tangan dan kakinya membeku. Wajahnya kaku dan kuning, serta sesak napas,” kata Eman.

Dia kemudian membangunkan suaminya agar bisa membawa anak itu ke rumah sakit.

Dalam keterangan resmi, Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan bayi baru lahir tersebut meninggal karena hipotermia.

Muhammad dirawat di ICU rumah sakit pada hari Minggu. Namun, nyawanya tidak dapat diselamatkan, katanya Agensi AnadoluSelasa (16/12).

Jalur Gaza dilanda badai musik dingin sejak pekan lalu. Akibat bencana ini, 15 orang meninggal dunia.

Banyak korban meninggal karena tidak ada lagi tempat berlindung. Ratusan ribu rumah warga Gaza hancur akibat invasi Israel.

Banyak warga yang tinggal sementara di lokasi pengungsian dengan kondisi terbatas. Serangan brutal Israel ditambah cuaca ekstrem juga menambah penderitaan warga Gaza.

Israel melancarkan invasi ke Palestina pada Oktober 2023. Sejak itu, mereka terus menyerang warga sipil dan objek sipil di Gaza.

dampak invasi Israel lebih dari 70.000 orang. di Palestina terbunuh dan jutaan orang mengungsi.

(isa/rds)