Berita Assad Kabur, Netanyahu Klaim Golan Akan Jadi Milik Israel Selamanya

by


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan bahwa Dataran Tinggi Golan akan menjadi milik Negara Zionis setelah jatuhnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Golan akan menjadi bagian dari Israel selamanya, kata Netanyahu dalam konferensi pers di Yerusalem, Senin (9/12), seperti dikutip Penjaga.


Pernyataan Netanyahu ini muncul setelah ia memerintahkan pasukan militer Israel untuk merebut zona penyangga di Dataran Tinggi Golan setelah Presiden Bashar Al Assad digulingkan oleh kelompok milisi Suriah pada Minggu (8/12).

Netanyahu berdalih perebutan zona penyangga itu dilakukan untuk “menjamin keamanan dan kedaulatan” Israel.

Zona penyangga Dataran Tinggi Golan didirikan berdasarkan perjanjian gencatan senjata tahun 1974 antara Israel dan Suriah.

Wilayah Dataran Tinggi Golan sendiri merupakan wilayah Suriah. Israel merebut sebagian wilayah tersebut dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Suriah mencoba merebut kembali Dataran Tinggi Golan pada tahun 1973 tetapi gagal. Oleh karena itu, dibuatlah zona penyangga untuk memisahkan wilayah yang dikuasai Israel dan wilayah yang masih dikuasai Suriah.

Namun, pada tahun 1981, Israel membangun pemukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan dan menyatakan wilayah tersebut sebagai milik mereka. Berdasarkan hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB, wilayah tersebut dianggap wilayah pendudukan.

Stéphane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan pada hari Senin bahwa perebutan zona penyangga Dataran Tinggi Golan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian tahun 1974.

“Tidak boleh ada kekerasan atau aktivitas militer di wilayah pemisahan. Israel dan Suriah harus terus menjunjung tinggi ketentuan perjanjian tahun 1974 dan menjaga stabilitas di Golan,” kata Dujarric.

Negara-negara Arab juga memprotes perebutan zona penyangga yang dikuasai pasukan PBB oleh Israel.

“Kami mengutuk fakta bahwa Israel telah memasuki wilayah Suriah dan menguasai zona penyangga,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi.

“Perebutan zona penyangga di Dataran Tinggi Golan menegaskan pelanggaran hukum internasional yang terus dilakukan Israel serta niat Israel untuk menyabotase peluang Suriah dalam memulihkan keamanan, stabilitas, dan integritas wilayahnya,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.

Pada hari Minggu, Netanyahu mengumumkan bahwa perjanjian tahun 1974 tidak lagi berlaku karena tentara Suriah menarik diri dari posisinya setelah jatuhnya rezim Al Assad.

“Wilayah ini berada di bawah zona penyangga yang disepakati dalam perjanjian pelepasan militer tahun 1974. Perjanjian ini telah runtuh, tentara Suriah telah meninggalkan posisi mereka,” kata Netanyahu.

(blq/baca)