Jakarta, Pahami.id –
Amerika Serikat (AS) mengatakan dia telah mengirim tim bantuan bencana Myanmar Beberapa hari setelah gempa bumi besar.
Amerika Serikat telah mengumumkan dukungan US $ 2 juta untuk organisasi bantuan di Myanmar yang mengoperasikan gempa bumi yang menewaskan lebih dari 2.000 orang.
“Tim spesialis berbasis AS yang berbasis AS saat ini bepergian ke Burma (Myanmar) untuk mengidentifikasi kebutuhan yang paling mendesak dari orang -orang ini, termasuk penyimpanan darurat, makanan, persyaratan medis, dan akses air,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce kepada wartawan, menggunakan nama lama Myanmar, yang disebutkan dari AFP.
Gempa bumi terjadi pada hari Jumat (28/3), pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan dia secara resmi membubarkan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), dengan alasan bahwa “manfaatnya terlalu kecil dan biayanya terlalu tinggi.”
Cina, Rusia dan India telah mengirim tim ke Myanmar. Secara historis, Amerika Serikat melalui USAID dengan cepat mengirim tim penyelamat dan bantuan ke dunia setelah gempa bumi dan bencana alam lainnya.
Ketika ditanya apakah reaksi AS lebih lambat dari biasanya, Bruce berkata: “Saya akan menolak asumsi bahwa ini jelas merupakan hasil dari pemotongan dana USAID dan pembiayaan tersebut. Ada banyak elemen berbeda dalam dinamika ini.”
Dia tidak menjelaskan lebih lanjut, tetapi mengatakan bahwa Amerika Serikat “akhirnya” menerima permintaan resmi dari Myanmar. Sebaliknya, junta militer Myanmar dikenakan sanksi parah oleh Washington.
Bruce juga mengatakan bahwa US $ 2 juta segera diberikan kepada organisasi yang sudah ada di lapangan.
Jumlah gempa berkekuatan 7,7 yang melanda Myanmar lagi meningkat berdasarkan laporan terbaru. Laporan itu juga mengungkapkan jumlah cedera yang meningkat dari yang sebelumnya.
Menurut laporan junta militer yang dikutip oleh media gratis Myanmar sekarang pada hari Senin (31/3) sore, jumlah gempa bumi kini telah mencapai 2.056.
Kemudian, luka baru -baru ini melaporkan 3.900 orang, sementara jumlah orang yang dilaporkan masih 300 korban.
(FRA/AFP/FRA)